GAZA (Arrahmah.id) – Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan pada Rabu (5/6/2024) bahwa kelompoknya akan berurusan “secara positif” dengan kesepakatan apapun yang mengakhiri perang “Israel” di Jalur Gaza, lapor Anadolu Agency.
“Hamas dan faksi-faksi Perlawanan akan berurusan secara serius dan positif dengan kesepakatan apa pun yang didasarkan pada penghentian penuh agresi, penarikan penuh dan pertukaran tahanan,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Pada Jumat, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa “Israel” mengajukan kesepakatan tiga tahap yang akan mengakhiri permusuhan di Gaza dan menjamin pembebasan para sandera yang ditahan di daerah kantung pantai tersebut. Rencana tersebut mencakup gencatan senjata, pertukaran tawanan dan rekonstruksi Gaza.
Namun, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada hari Senin mengatakan bahwa ia “belum siap untuk menghentikan” perang di Gaza, dan menyatakan bahwa pernyataan Biden mengenai proposal gencatan senjata itu “tidak akurat”.
Pembicaraan tidak langsung antara “Israel” dan Hamas yang dimediasi oleh AS, Qatar, dan Mesir, sejauh ini, gagal menyepakati gencatan senjata permanen di Gaza.
“Israel” terus melanjutkan serangan brutalnya ke Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Lebih dari 36.580 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 83.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Hampir delapan bulan setelah perang “Israel”, sebagian besar wilayah Gaza terbaring dalam reruntuhan di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan. (haninmazaya/arrahmah.id)