GAZA (Arrahmah.com) – Kepala biro politik Hamas Ismail Haniyah menyerukan kepada segenap pimpinan Negara Arab dan Muslim untuk melakukan gerak cepat mengahadapi rencana aneksasi Israel di Tepi Barat, Al-Quds dan Lembah Yordan, sebagaimana dilansir Pusat Informasi Palestina.
Dalam surat yang dikirimkannya kepada lebih dari 40 kepala Negara Arab dan Muslim pada Rabu (10/6/2020), Haniyah menyampaikan bahwa rencana aneksasi “Israel” merupakan agresi baru di samping kejahatan dan pembantaian yang dilakukan “Israel” di sepanjang sejarah kelamnya terhadap hak bangsa Palestina dan bangsa-bangsa di kawasan, dan menjadi ancaman nyata terhadap masa depan Palestina, bangsa Arab dan dunia Islam secara menyeluruh.
KTT Arab Dan Islam
Haniyah meminta segenap pimpinan Negara Israel untuk menggelar KTT Arab dan Islam untuk mendukung sikap Palestina bersatu, yang menolak semua proyek permukiman dan yahudisasi di Tepi Barat dan Al-Quds, serta rencana pemberangusan persoalan Palestina yang didukung Amerika, dan menciptakan jalur aman politik, diplomasi, ekonomi dan media untuk melindungi perjuangan nasional Palestina, dalam meraih kemerdekaan dan kebebasan, dengan mendirikan Negara berdaulat dengan ibukota Al-Quds.
Sikap Bersatu Dan Serius
Haniyah menegaskan pentingnya menghadirkan sikap bersatu dan serius, menolak semua konspirasi Israel, dan melindungi tempat suci di Palestina, mencegah semua poryek yahudisasi dan pembagian wilayah, mendukung perjuangan warga Al-Quds dalam mempertahankan kota suci, dan menghentikan agresi Israel dan proyek yahudisasi di Tepi Barat, Al-Quds dan Masjidil Aqsha al-Mubarak.
Haniyah mendesak para pemimpin Arab dan Negara Islam untuk mengintensifkan komunikasi dengan berbagai Negara dan lembaga internasional dan regional, di level politik, diplomasi dan hukum, untuk menyatukan sikap internasional dan mendukung hak-hak Palestina, menekan Israel untuk menghentikan semua proyek permukiman, dan penyitaan wilayah Palestina, melakukan upaya hukum menyeret penjajah Israel ke pengadilan pidana internasional, untuk menghukum para pemimpin Israel sebagai penjahat perang.
Menolak Normalisasi
Kepala biro politik Hamas mengingatkan bahwa pemerintahan ekstrismis Israel alam sejarah kelamnya, memanfaatkan upaya normalisasi dengan sejumlah Negara Arab dan Islam, dalam merealisir proyek penjajahan terhadap bumi Palestina, untuk melanjutkan perluasan permukiman dan yahudisasi.
Haniyah memperbarui seruannya untuk menolak dan mengkriminalkan normalisasi dengan penjajah Israel, sebagai kekeliruan besar yang sulit dimaafkan, dan tikaman pengecut di dada bangsa Palestina, di tengah berlanjutnya agresi dan terorisme Israel terhadap wilayah dan rakyat Palestina.
Menghadapi Israel Dengan Perlawanan Menyeluruh
Haniyah menegaskan dalam suratnya kepada para pemimpin Negara Arab dan Islam, bahwa bangsa Palestina tidak akan berpangku tangan menghadapi agresi dan eskalasi Israel. Rakyat Palestina akan terus melakukan perlawanan menyeluruh menghadapi terorisme Israel. Konsisten melakukan perjuangan membela tanah air dan hak-hak bangsa dan tempat suci, hingga penjajah zionis hancur, dan Palestina meraih kemerdekaan dan hak kepulangan pengungsi. Haniyah menuding penjajah Israel sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas semua kebijakan provokatif di Tepi Barat dan Al-Quds.
Persatuan Nasional Sebagai Pilihan Strategis
Haniyah memperbarui komitmen, bahwa Hamas konsisten terhadap persatuan nasional Palestina, sebagai pilihan strategis, dan kesiapannya menggelar pertemuan pimpinan Palestina, untuk menyepakati agenda nasional menghadapi ancaman yang mengincar wilayah dan bangsa Palestina. Ditegaskannya bahwa Hamas akan terus bersama rakyat Palestina membela wilayah dan hak-hak bangsa, tempat suci umat dan identitas serta sejarahnya mewakili bangsa Arab dan umat Islam.
(ameera/arrahmah.com)