ALEPPO (Arrahmah.com) – Rumah sakit sama sekali tidak bisa beroperasi di wilayah yang dikuasai pejuang oposisi di Aleppo setelah serangan udara yang berlangsung sengit dalam beberapa hari, ungkap Direktorat kesehatan Aleppo dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat (18/11/2016), sebagaimana dilansir Asharq al-Awsat.
Elizabeth Hoff, perwakilan WHO di Suriah, mengatakan bahwa sebuah kelompok bantuan yang dipimpin PBB yang berbasis di perbatasan di Turki “menegaskan pada hari ini bahwa semua rumah sakit di Aleppo timur berhenti beroperasi,” sebagaimana dilaporkan Reuters.
“Kehancuran infrastruktur yang penting bagi kehidupan menyebabkan orang-orang yang berada di wilayah yang terkepung itu tanpa fasilitas kesehatan yang memberikan pengobatan, menyebabkan mereka mati,” kata direktorat kesehatan Aleppo dalam pernyataan yang dikirim ke Reuters oleh seorang pejabat oposisi.
Petugas medis, warga dan pejuang oposisi di Aleppo Timur mengatakan bahwa rumah sakit mengalami kerusakan yang sangat parah akibat serangan udara pro-rezim dan bom barel yang dilancarkan dari helikopter dalam beberapa hari terakhir, termasuk tembakan langsung yang menagetkan bangunan rumah sakit.
Relawan penyelamatan dan kesehatan sebelumnya masih bisa menjadikan rumah sakit yang rusak itu kembali beroperasi tapi kurangnya pasokan menyebabkan hal tersebut sulit untuk dilakukan.
Serangan udara yang intensif telah meluluh lantakkan Aleppo timur sejak Selasa ketika pasukan pro-rezim Suriah, yang terdiri dari milisi proxy Iran dan kekuatan udara Rusia, kembali dilanjutkan setelah jeda selama beberapa pekan.
(ameera/arrahmah.com)