MICHIGAN (Arrahmah.com) — Baru-baru ini Kota Hamtramck, menciptakan sejarah baru di Amerika Serikat (AS). Kota yang terletak di negara bagian Michigan, AS, ini mempunyai pemerintahan Muslim-Amerika. Hal ini ditandai dengan terpilihnya walikota dan dewan kota beserta anggotanya adalah muslim.
Menurut BBC (17/11/2021), hal ini bukanlah sebuah fakta mengejutkan apabila menilik kondisi demografisnya Kota Hamtramck, yang dikenal sebagai kawasan yang mayoritas penduduknya muslim di AS.
Pada 2014, Kota Hamtramck dinobatkan menjadi kota pertama di AS dengan penduduk mayoritas Muslim. Sebagian penduduk Kota Hamtramck adalah muslim, dengan persentase 60 persen dari seluruh penduduk Kota Hamtramck adalah warga muslim.
Meskipun demikian, Kota Hamtramck dijuluki sebagai kota “The World in Two Square Miles” atau Dunia dalam Dua Mil Persegi.
Sebutan tersebut melekat pada Kota Hamtramck sebab kota ini dikenal karena keberagaman penduduknya. Setidaknya, terdapat 30 bahasa yang digunakan di kota seluas lima kilometer persegi ini.
Sebelumnya, Kota Hamtramck merupakan rumah bagi imigran Jerman yang bermatapencaharian bidang pertanian. Namun, era 1900-an ketika industrialisasi di kawasan ini berkembang, banyak buruh Polandia yang bermigrasi ke ke kawasan ini bahkan mendominasinya.
Kondisi tersebut membuat Kota Hamtramck terus mengalami peningkatan jumlah penduduk, dari 3.589 penduduk menjadi 46.615 jiwa penduduk kala itu.
Oleh sebab itu, Kota Hamtramck identik dengan budaya Polandia meskipun saat ini populasi penduduk keturunan Polandia mulai menurun. Sebagian besar penduduk di Kota Hamtramck adalah imigran yang berasal dari negara muslim, seperti Bangladesh, Yaman, dan Eropa Tenggara.
Nama kota ini diambil dari nama komandan AS pertama Fort Shelby dalam perang 1812 yang bernama Jean Francois Hamtramck, sebagaimana dijelaskan dalam hamtramck.us.
Kota Hamtramck baru terbentuk pada 1922 dengan tujuan melindungi diri dari aneksasi oleh Detroit, sebuah kota yang mengelilingi kawasan Hamtramck. Walikota pertama Kota Hamtramck adalah Apoteker Peter C. Jezewski pada 1922. (hanoum/arrahmah.com)