JAKARTA (Arrahmah.com) – Lebih dari setengah juta ummat Islam gelar aksi unjuk rasa damai Bela Islam II menuntut Kapolri agar segera menangkap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Jum’at (4/11/2016). Aksi yang digelar usai sholat Jum’at tersebut dihadiri oleh beragam ormas, madzhab, bahasa, suku dan daerah.
Sejumlah tokoh nasional hadir seperti Amin Rais, Fadli Zon, KH. Arifin Ilham, KH. Aa Gym, dan para pengurus GNPF-MUI seperti Habib Rizieq, Bachtiar Nasir dan lainnya.
Sayangnya Jokowi tidak ada di Istana Negara. Perwakilan demonstran berkeras ingin menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah sebelumnya diberi kesempatan untuk bertemu sejumlah menteri yang telah ditugaskan untuk menerima mereka oleh Presiden
“Tadi dari pihak demonstran ingin tetap bertemu Presiden,” kata Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto setelah menerima koordinator aksi di Gerbang Wisma Negara Jakarta, Jumat (4/11),ujar laporan Abu Ziad yang diterima arrahmah.com melalui email redaksi.
Para demonstran pun kecewa.
“Tangkap Ahok, tangkap Ahok!” Ujar para demonstran seraya mengibarkan bendera dan spanduk.
“Kami tetap minta Ahok si penghina Al-Qur’an ditangkap,” ujar Agus salah satu peserta dari Majalengka Jawa Barat.
Hingga menjelang Isya, aksi unjuk rasa masih berjalan kondusif. Namun, ketika perwakilan kedua yang dipimpin oleh Ustadz Arifin Ilham memasuki Istana Negara, tiba-tiba kerusuhan pecah, suara tembakan terdengar.
Korban luka akibat efek gas air mata berjatuhan. Menurut informasi yang kami dapatkan, jumlah korban luka mencapai 91 orang.
Pada Sabtu (5/11) sekitar pukul 00.10, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pidato menanggapi aksi unjuk rasa 4 November, setelah dia menolak untuk menemui perwakilan dari demonstran dan lebih memilih “blusukan ke bandara”.
Dalam pidatonya ia menyesalkan kejadian yang terjadi ba’da Isya, di mana kerusuhan mulai pecah.
“Dan ini kita lihat telah ditunggangi oleh aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi,” ujarnya dalam pidato di Istana Negara pada Sabtu tengah malam.
Ia juga mengungkapkan bahwa proses hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan dilakukan secara tegas, cepat dan transparan. (haninmazaya/AZM/arrahmah.com)