BERLIN (Arrahmah.com) – Hampir 6.000 pencari suaka anak-anak dan remaja yang tanpa pendamping hilang di Jerman tahun lalu, ungkap para pejabat, Senin (11/4/2016).
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Jerman Johannes Dimroth mengkonfirmasi laporan media lokal bahwa pemerintah baru-baru ini menyampaikan pemberitahuan kepada pihak parlemen tentang hilangnya 5.835 pengungsi anak-anak dan remaja.
“Saya yakin bahwa pihak berwenang di negara bagian akan menangani setiap kasus ini dengan serius dan melacak informasi yang relevan,” kata Dimroth dalam konferensi pers di Berlin, sebagaimana dilansir Anadolu Agency, Senin (11/4).
Menurut pemerintah Jerman, di antara 5.835 pengungsi anak-anak dan remaja yang terdaftar sebagai orang yang hilang pada tahun lalu, 555 dari mereka berusia di bawah 14 tahun.
Mayoritas dari mereka berasal dari Afghanistan, Suriah, Eritrea, Maroko dan Aljazair.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Jerman mengatakan bahwa jumlah sebenarnya anak-anak yang hilang bisa lebih rendah dari angka statistik saat ini.
Pihak berwenang Jerman meyakini bahwa beberapa dari mereka telah diambil oleh keluarga mereka di Jerman atau di tempat lain di Eropa, tetapi dalam banyak kasus hal ini tidak dilaporkan kepada pejabat dan tidak tercantum dalam statistik.
Juru bicara Kementerian Federal untuk Urusan Keluarga, Verena Herb, mengatakan bahwa pemerintah sangat sensitif tentang masalah ini dan baru-baru ini pemerintah mengambil langkah-langkah hukum untuk mengatasi masalah tersebut.
Herb mengatakan bahwa pusat penerimaan baru akan dibuka khusus untuk anak-anak dan remaja yang tidak memiliki pendamping, dan negara-negara federal akan meningkatkan sistem informasi dan pendaftaran.
“Kita tidak bisa mengesampingkan bahwa anak-anak dan remaja ini mungkin jatuh ke tangan sindikat,” katanya, dan menggarisbawahi bahwa kementerian federal yang saat ini sedang dalam pembicaraan dengan negara Jerman untuk meningkatkan kerjasama.
Jerman yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Uni Eropa menampung sebanyak 1,1 juta pengungsi pada tahun lalu; mayoritas adalah orang Suriah, Irak dan Afghanistan.
Sebagian besar pengungsi masuk ke Jerman melalui negara bagian Bavaria dan kemudian didistribusikan ke 15 negara bagian yang lain. Namun, karena pengungsi yang masuk dalam jumlah yang sangat besar, banyak dari mereka tidak bisa terdaftar dengan benar.
(ameera/arrahmah.com)