WASHINGTON (Arrahmah.com) – Lembaga intelejen Amerika menghabiskan 49.8 miliar dolar pada tahun fiskal 2009 dalam rangka mendukung aksi ‘war on terrorism’ yang dilakukan oleh AS, sang gembong terorisme sebenarnya. Angka ini lebih besar 2 miliar dolar dibandingkan tahun sebelumnya dan meningkat berkali-kali lipat dalam beberapa tahun belakangan ini.
Angka agregat ini dirilis oleh Direktur Intelijen Nasional, Dennis Blair, pada hari Jumat (30/10).
Amerika Serikat memiliki 16 lembaga intelijen, yang termasuk Central Intelligence Agency (CIA), Federal Bureau of Investigation (FBI), Pentagon, dan Departemen Keamanan Dalam Negeri. Sekitar 80 persen dari anggaran intelijen dikonsumsi oleh badan-badan intelijen Pentagon, termasuk Badan Keamanan Nasional, National Reconnaissance Office, Badan Intelijen Geospasial Nasional dan Defense Intelligence Agency, AP melaporkan.
Menurut Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI), anggaran telah berkembang selama dua tahun berturut-turut, dari 43.5 miliar dolar pada tahun 2007 menjadi 47.5 miliar dolar pada tahun fiskal 2008.
ODNI telah menolak untuk memberikan rincian spesifik mengenai jumlah dan penggunaan dana para masing-masing instansi, dan mengatakan pembeberan informasi tersebut akan “dapat membahayakan keamanan nasional AS”.
Anggaran untuk 16 badan intelijen AS dan 200.000 karyawannya ini merupakan perkara rahasia yang dijaga ketat sampai 2007. Namun, di bawah undang-undang yang disahkan tahun itu, lembaga intelijen rahasia AS diminta untuk mengungkapkan anggaran tahunannya.
Bill Clinton pada masa ia memerintah, mengungkapkan secara sukarela bahwa intelejennya menguras kantong anggaran belanja negara AS sebanyak 26.6 miliar dolar (1997) dan 26.7 miliar dolar (1998). (althaf/tum/arrahmah.com)