GAZA (Arrahmah.id) — Kelompok perlawanan Palestina Hamas menuntut Israel membebaskan Marwan Barghouti, tokoh organisasi paramiliter Fatah, yang disebut-sebut sebagai Nelson Mandela-nya Palestina. Ia juga merupakan tahanan dengan profil ketokohan tertinggi yang ditahan oleh Israel.
Seperti diketahui, Nelson Mandela merupakan sosok aktivis sekaligus politikus Afrika Selatan anti-apartheid. Ia menjadi presiden kulit hitam pertama yang dipilih dalam pemilu demokratis di negara itu, dan menjabat pada 1994-1999. Sosok Nelson Mandela dikenal dunia atas komitmennya pada perdamaian, negosiasi, dan rekonsiliasi.
Dilansir AP (4/4/2024), Hamas menuntut agar Israel membebaskan Barghouti sebagai bagian kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran di Gaza pada Jumat (2/4).
Permintaan itu pun mengalihkan perhatian ke Barghouti, yang memainkan peranan penting dalam politik Palestina, meski telah menghabiskan lebih dari dua dekade di penjara.
Keinginan Hamas agar Barghouti dibebaskan disebut sebagai upaya untuk mendapat dukungan publik terhadap mereka. Selain itu, juga karena status Barghouti sebagai tokoh pemersatu Palestina yang unik.
“Hamas ingin menunjukkan kepada rakyat Palestina bahwa mereka bukan pergerakan yang tertutup,” kata Kepala Kementerian Urusan Tahanan Palestina di Tepi Barat, Qadoura Fares yang telah lama terlibat dalam negosiasi pembebasan tahanan, dikutip dari ABC News.
“Mereka mewakili bagian dari komunitas sosial Palestina. Mereka mencoba terlihat bertanggung jawab,” kata Fares.
Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan meminta pembebasan Barghouti ketika mediator internasional berupaya mendorong Israel dan Hamas mencapai kesepakatan setelah perang di Gaza nyaris mencapai empat bulan.
Israel saat ini masih mencoba membebaskan lebih dari 100 sandera yang ditahan Hamas di Gaza.
Sementara, Hamas menuntut agar Israel menghentikan serangan militer serta membebaskan ratusan tahanan Palestina.
Barghouti, yang berusia 64 tahun, dianggap sebagai pemimpin Intifada atau gerakan perlawanan rakyat Palestina yang pertama dan yang kedua. Ia juga pemimpin dari Tanzim, pasukan paramiliter milik Fatah.
Sebelumnya, nama Barghouti juga disertakan Hamas dalam pertukaran tahanan dengan prajurit Israel Gilad Shalit pada 2011, namun akhirnya hal tersebut tak terjadi. (hanoum/arrahmah.id)