GAZA (Arrahmah id) — Gerakan Perlawanan Islam Hamas menolak rencana yang diusulkan oleh utusan Amerika Serikat, Steven Witkoff, terkait gencatan senjata sementara di Gaza selama bulan Ramadhan dan perayaan Paskah Yahudi. Sebagai gantinya, Hamas menuntut implementasi tahap kedua dari kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya dengan “Israel”.
Pemimpin Hamas, Mahmoud Mardawi, dalam pernyataannya kepada AFP menegaskan bahwa persetujuan “Israel” terhadap usulan Witkoff adalah bukti bahwa penjajah tersebut terus menghindari perjanjian yang telah mereka tandatangani.
“Satu-satunya jalan menuju stabilitas di wilayah ini dan kepulangan para tahanan adalah dengan melanjutkan implementasi kesepakatan yang ada. Ini harus dimulai dengan tahap kedua, yaitu negosiasi untuk gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan pendudukan, rekonstruksi Gaza, dan akhirnya pertukaran tahanan sesuai kesepakatan. Inilah yang kami tuntut, dan kami tidak akan mundur,” tegas Mardawi.
“Israel” Setuju dengan Usulan Witkoff
Sementara itu, kantor Perdana Menteri “Israel”, Benjamin Netanyahu, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menyetujui garis besar proposal Witkoff terkait gencatan senjata selama 12-20 April mendatang. Namun, usulan ini belum pernah diumumkan secara resmi oleh Witkoff sendiri.
Dalam pernyataan resminya usai rapat keamanan yang dipimpin oleh Netanyahu bersama Menteri Keamanan, para pemimpin militer, dan tim negosiasi, pemerintah “Israel” menyatakan bahwa berdasarkan proposal Witkoff, separuh dari tahanan “Israel” yang berada di Gaza—baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal—akan dibebaskan pada hari pertama gencatan senjata.
Lebih lanjut, pernyataan tersebut menyebutkan bahwa jika kesepakatan untuk gencatan senjata permanen tercapai, maka sisa tahanan “Israel” di Gaza akan dibebaskan.
Menurut laporan media “Israel”, saat ini terdapat sekitar 62 tahanan “Israel” di Gaza, dengan beberapa di antaranya diklaim masih hidup sementara lainnya telah meninggal. Namun, kelompok perlawanan Palestina belum mengungkapkan jumlah pasti tahanan yang mereka miliki.
(Samirmusa/arrahmah.id)