GAZA (Arrahmah.com) – Pejabat Hamas, Ismail Radwan telah mengulangi penolakan tegas gerakannya untuk menegosiasikan hak perlawanan mereka untuk ditukar dengan rekonstruksi di Jalur Gaza yang telah hancur oleh “Israel” sebanyak tiga kali sejak
tahun 2008, terakhir pada musim panas lalu.
Dia bersikeras bahwa Hamas menolak semua upaya untuk menekan sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam untuk menyerahkan senjata mereka, menggambarkan upaya tersebut sebagai konspirasi melawan warga Palestina di Gaza, seperti dilansir Middle East Monitor.
Berbicara selama Khutbah Jum’at di Masjid Al-Omari di Gaza pada Jum’at (13/2/2015), Radwan mengatakan bahwa Hamas tidak akan bernegosiasi atas senjata mereka.
Ia juga berbicara mengenai blokade “Israel” yang telah berlangsung selama sembilan tahun terakhir.
“Telah ada penderitaan di Gaza akibat blokade yang telah mempengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk sosial, kesehatan, pendidikan, lingkungan dan sektor kemanusiaan.”
Ini, lanjutnya, berarti bahwa warga Palestina di Jalur Gaza berada dalam cengkeraman bencana kemanusiaan.
Radwan mengutuk keheningan negara-negara Arab dalam menghadapi blokade “Israel” dan penderitaan rakyat Palestina di Gaza, termasuk kekurangan pasokan bahan bakar dan listrik, kekurangan pendapatan, penutupan penyeberangan perbatasan dan terowongan, dan penderitaan musim dingin yang sangat dingin bagi mereka yang rumahnya telah hancur dalam perang tahun lalu.
Dia juga mengatakan bahwa lebih dari 10.000 orang mengalami sakit atau terluka dan membutuhkan perawatan medis di rumah sakit di luar negeri.
Blokade, tambahnya, berarti bahwa “mereka tidak dapat memiliki akses ke pengobatan penting”. (haninmazaya/arrahmah.com)