GAZA (Arrahmah.id) – Hamas dengan tegas menolak upaya “Israel” dan para pendukungnya untuk ikut campur dalam masa depan Jalur Gaza, dengan mengatakan bahwa pemerintahan di daerah kantong yang terkepung itu adalah masalah nasional, Quds Press melaporkan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis (11/1/2024), Hamas mengatakan: “Faksi-faksi Palestina menegaskan posisi nasional mereka yang bersatu bahwa tidak akan ada kesepakatan atau pertukaran tahanan tanpa penghentian agresi terhadap rakyat kami di Gaza secara menyeluruh.”
Mereka juga mengumumkan dukungan penuhnya terhadap upaya yang dilakukan untuk memberikan bantuan kepada rakyat Palestina dalam rangka meringankan penderitaan mereka, dan menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dan bermitra dengan lembaga pemerintah terkait, dalam kerangka memperkuat ketabahan dan perlindungan rakyat Palestina dari rencana pendudukan “Israel”.”
Sementara itu, kepala biro politik Hamas di luar negeri, Sami Abu Zuhri, menuduh Amerika Serikat berupaya mencegah negara lain mengajukan tuntutan hukum terhadap “Israel”, serupa dengan kasus genosida yang diajukan oleh Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional (ICJ).
Pengadilan pada Kamis (11/1) memulai sidang gugatan yang diajukan oleh Afrika Selatan terhadap “Israel” atas tuduhan melakukan genosida di Jalur Gaza.
Abu Zuhri mengatakan pihak Palestina berharap pengadilan akan mengeluarkan perintah untuk menghentikan perang tersebut, dan menekankan bahwa “apa yang terjadi di Gaza adalah perang genosida yang nyata dan belum pernah terjadi sebelumnya, yang dilakukan oleh pendudukan “Israel” dengan dukungan dan kemitraan negara-negara Barat.”
Lebih dari 23.000 warga Palestina syahid dalam kampanye pengeboman “Israel” yang tiada henti di Gaza sejak 7 Oktober. Sementara 1,9 juta warga Palestina – 85 persen penduduk Jalur Gaza – terpaksa mengungsi dan sekali lagi menjadi pengungsi. (zarahamala/arrahmah.id)