BEIRUT (Arrahmah.id) – Pertukaran tahanan Palestina dan sandera “Israel” di Gaza hanya dapat terjadi setelah gencatan senjata, kata pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, pada Selasa (5/3/2024), ketika pembicaraan gencatan senjata di Kairo antara Hamas, Mesir dan Qatar berlanjut tanpa ada tanda-tanda terobosan, Reuters melaporkan.
Hamdan, saat berbicara pada konferensi pers di Beirut, mengulangi persyaratan kelompoknya untuk mencapai kesepakatan: diakhirinya serangan militer “Israel”, penarikan pasukan “Israel” dari Jalur Gaza dan kembalinya warga Palestina yang terlantar ke rumah mereka yang telah mengungsi di wilayah lain di Gaza.
“Dalam dua hari terakhir, kami menyampaikan posisi atas usulan yang diajukan oleh mediator Qatar dan Mesir. Kami menegaskan kembali kondisi kami untuk gencatan senjata: penarikan penuh dari Jalur Gaza dan pemulangan pengungsi dari daerah yang mereka tinggalkan, khususnya di wilayah utara,” katanya.
Situasi kemanusiaan sangat mengerikan di bagian utara Gaza, di mana ratusan ribu penduduk diyakini masih tetap tinggal meskipun ada perintah dari “Israel” untuk mengungsi.
PBB tidak dapat mengirimkan bantuan pangan ke wilayah utara sejak 23 Januari. Pihak berwenang “Israel” telah menolak akses terhadap konvoi bantuan PBB, yang ditembaki oleh pasukan mereka.
Amerika Serikat, pada Sabtu (2/3), melakukan tindakan pertama yang disebutnya sebagai serangkaian pengiriman makanan kemanusiaan ke Gaza.
Namun Hamdan mengatakan kepada wartawan: “Kami mengatakan kepada Washington, yang lebih penting daripada mengirimkan bantuan adalah menghentikan pasokan senjata ke Israel.” (zarahamala/arrahmah.id)