GAZA (Arrahmah.id) – Hamas, pada Selasa (5/3/2024) menolak tuduhan utusan khusus PBB bahwa para pejuangnya melakukan pelecehan seksual terhadap wanita “Israel” selama serangan lintas batas ke “Israel” pada 7 Oktober, menurut laporan Anadolu Agency.
Pramila Patten, Perwakilan Khusus PBB untuk Kekerasan Seksual dalam Konflik, mengatakan dalam sebuah laporan pada Senin (4/3) bahwa ada “alasan yang masuk akal untuk mempercayai” adanya kekerasan seksual, termasuk pemerkosaan dan pemerkosaan berkelompok, terjadi selama serangan Hamas.
Hamas menolak tuduhan utusan PBB itu dan menyebutnya “salah” dan “tidak berdasar”.
Laporan tersebut “muncul setelah upaya “Israel” yang gagal untuk membuktikan tuduhan palsu untuk menjelek-jelekkan Perlawanan Palestina dan menutupi pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan yang dilakukan oleh pasukan Pendudukan Israel terhadap perempuan dan anak perempuan Palestina,” tegas Hamas dalam sebuah pernyataan.
Bulan lalu, para ahli PBB menyatakan kekhawatiran atas “tuduhan yang dapat dipercaya” mengenai pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan yang terus dihadapi perempuan dan anak perempuan Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Hamas mengatakan tuduhan tersebut “jelas bertentangan dengan kesaksian para sandera “Israel” yang dibebaskan mengenai perlakuan baik yang dilakukan pejuang Hamas saat disandera.”
“Tuduhan palsu ini tidak akan berhasil menghapus keburukan dan kengerian kejahatan “Israel” di Jalur Gaza,” kata kelompok Palestina tersebut. (zarahamala/arrahmah.id)