JALUR GAZA (Arrahmah.id) – Pemimpin Hamas, Osama Hamdan, mengatakan bahwa operasi militer sayap bersenjata Hamas, Brigade Izuddin Al-Qassam, di wilayah Maghazi di Gaza tengah membuktikan bahwa “tidak ada horizon” (kemenangan -red) yang akan didapatkan tantara “Israel” di Jalur Gaza.
Penyergapan yang dilakukan oleh Brigade Izuddin Al-Qassam pada Senin (22/1/2024) itu berhasil menewaskan sedikitnya 21 tentara “Israel”.
“Tidak ada horizon dan tidak ada kemungkinan akhir yang bahagia bagi ‘Israel’,” kata Hamdan kepada Al-Mayadeen, pada Selasa (23/1).
Pihak “Israel” menyatakna bahwa serangan Brigade Izuddin Al-Qassam tersebut menjadi insiden paling kelam selama terjadinya peperangan di Jalur Gaza, ujar Hamdan.
Lebih lanjut, Hamdan menyebutkan bahwa serangan tersebut berhasil meruntuhkan mitos yang selama ini beredar terkait pasukan IDF yang dinilai sebagai pasukan tangguh dan terlatih sehingga begitu ‘sakti’ dalam berperang.
“Mitos (tentang ketangguhan keamanan ‘Israel’) telah runtuh. Tentara pendudukan tidak mampu melindungi dirinya sendiri,” ujarnya.
Hamdan juga mewanti-wanti pihak Amerika Serikat (AS), sekutu abadi “Israel” yang menyokong pendudukan dalam Perang Gaza dengan menyediakan amunisi bagi Tel Aviv, bahwa pertempuran bisa saja meluas lintas-teritorial.
“AS harus secara serius mempertimbangkan bahwa lingkaran perlawanan akan meluas dan mungkin ada pihak-pihak yang tidak dipertimbangkan oleh AS yang mungkin terpaksa terlibat dalam konfrontasi ini,” tegasnya.
Selama waancaranya dengan Al-Mayadeen, Hamdan juga menyinggung tentang rencana berisiko “Israel” untuk merebut sebagian perbatasan Gaza-Mesir.
Dia memprediksi, Mesir akan melawan manuver militer “Israel” tersebut dan akan memicu ketegangan bahkan pertempuran karena menyangkut batas teritorial dan keamanan negara.
“Saya tidak berpikir Mesir akan menerima pendudukan sebagian wilayahnya jika ‘Israel’ menguasai poros Philadelphi,” ungkapnya.
Sebelumnya, The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan bahwa para pejabat “Israel” sedang merencanakan operasi militer untuk mengambil kendali sisi Gaza di perbatasan Mesir, yaitu sebidang tanah yang dikenal sebagai Poros Salah Al-Din atau Koridor Philadelphi.
Menurut pejabat saat ini dan mantan pejabat “Israel” serta Mesir yang berbicara dengan WSJ, operasi tersebut akan memungkinkan “Israel” untuk mengambil kendali atas Penyeberangan Perbatasan Rafah, yang telah lama menjadi satu-satunya rute warga Palestina ke dunia luar di tengah blokade dan pendudukan “Israel” selama beberapa dekade.
Hamdan menegaskan, kelompok perlawanan “tidak akan diusir dari tanah airnya.” (Rafa/arrahmah.id)