GAZA (Arrahmah.id) – Brigade Al-Qassam, sayap militer dari Gerakan Perlawanan Islam Palestina Hamas, pada Jumat (9/12/2022) meresmikan pameran senjata untuk peralatan militer buatan sendiri di kamp pengungsi Jabalia, utara Jalur Gaza.
Pameran yang diresmikan oleh sejumlah pemimpin Hamas dan Al-Qassam ini menandai ulang tahun ke-35 Hamas.
Pada pameran tersebut, Al-Qassam menampilkan tahapan pengembangan peralatan militernya, seperti roket S50 dan M75 serta drone Shehab dan Ababeel. Semuanya digunakan ketika perlawanan Palestina berhadapan dengan serangan “Israel” di Gaza pada 2014 dan 2021, lansir MEMO (10/12).
Pejabat Hamas, Mohammad Abu Askar, menyatakan: “Semua yang Anda lihat dihasilkan oleh pejuang Al-Qassam. Butuh waktu bertahun-tahun untuk mencapai tahap ini. Pejuang Al-Qassam membayar jiwa dan darah untuk itu.”
Abu Askar, yang berbicara kepada Anadolu Agency, menambahkan: “Akumulasi kekuatan adalah bagian dari persiapan untuk kemungkinan pertempuran dengan pendudukan ‘Israel’, yang telah terjadi di Jalur Gaza di bawah pengepungan laut, udara dan darat yang ketat selama lebih dari 16 tahun.”
Pejabat itu juga mencatat: “Perlawanan Palestina harus siap membela warga Palestina di mana pun jika terjadi agresi keras ‘Israel’ terhadap mereka dan di tempat suci mereka.”
Hamas diumumkan sebagai gerakan perlawanan Islam pada 14 Desember 1987, hanya beberapa hari setelah meletusnya Intifadah Palestina pertama pada 8 Desember 1987, ketika seorang pemukim “Israel” menabrak sejumlah pekerja Palestina di timur Gaza, menewaskan enam dari mereka.
Pendiri utama dan pemimpin spiritualnya adalah Syaikh Ahmad Yassin, seorang pengungsi dan telah menghabiskan lebih dari dua dekade di dalam penjara “Israel”.
Syaikh Yassin dibunuh dalam operasi yang diawasi langsung oleh mendiang Perdana Menteri “Israel” Ariel Sharon pada Maret 2004. (haninmazaya/arrahmah.id)