GAZA (Arrahmah.id) – Hamas pada Kamis (2/5/2024) menyambut baik keputusan Kolombia untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan ‘Israel’ karena genosida di Jalur Gaza yang terkepung, kantor berita Anadolu melaporkan.
Gerakan tersebut menggambarkan keputusan tersebut sebagai “kemenangan atas pengorbanan rakyat kami dan tujuan mereka yang adil” dan mendesak negara-negara di Amerika Latin dan negara lain untuk mengambil tindakan serupa terhadap ‘Israel’, yang “mengabaikan semua hukum dan norma internasional”.
Pada Rabu (1/5), Presiden Kolombia Gustavo Petro mengumumkan bahwa “hubungan diplomatik dengan negara ‘Israel’ akan terputus karena presidennya melakukan genosida.”
‘Israel’ mengecam keputusan tersebut, dan Menteri Luar Negeri Israel Katz melalui media sosial mengatakan: “Sejarah akan mengingat bahwa Gustavo Petro @petrogustavo memutuskan untuk memihak monster paling tercela yang dikenal umat manusia yang membakar bayi, membunuh anak-anak, memperkosa wanita, dan menculik warga sipil tak bersalah.”
‘Israel’ selama tujuh bulan melancarkan perang di Gaza yang mengakibatkan banyak kematian dan kehancuran di wilayah pesisir tersebut.
Lebih dari 34.600 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 77.000 orang terluka. Mayoritas syuhada adalah perempuan dan anak-anak. ‘Israel’ juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
‘Israel’ dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) yang, pada Januari, mengeluarkan keputusan sementara yang memerintahkan negara tersebut untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Kolombia telah meminta untuk ikut serta dalam kasus ini bersama Afrika Selatan, yang menyeret ‘Israel’ ke Mahkamah Agung PBB. Petro sebelumnya menghentikan penjualan senjata ke ‘Israel’. (zarahamala/arrahmah.id)