GAZA (Arrahmah.id) – Faksi-faksi perlawanan Palestina, Hamas dan Jihad Islam (PIJ), memuji Houtsi atas keputusannya untuk memberlakukan larangan melintas bagi semua kapal yang menuju “Israel”, melalui Laut Merah.
Kemarin, dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan “Kami menganggap keputusan tersebut sebagai keputusan yang berani dan tegas,” dan menambahkan bahwa posisi Houtsi “menentang agresor Zionis-Amerika yang telah melanjutkan perang genosida dan pembantaian terhadap semua komponen kehidupan manusia rakyat Palestina selama 64 hari terakhir,” lansir MEMO (10/12/2023).
Gerakan perlawanan ini juga menyerukan kepada negara-negara Arab dan mayoritas Muslim untuk menggunakan semua kemampuan dan sumber daya mereka “untuk mematahkan pengepungan ‘Israel’ atas Gaza; mencegah berlanjutnya pembantaian rezim dan perang kelaparan dan kehausan; serta menghentikan agresi Nazi yang dilancarkan ‘Israel’ dengan dukungan langsung dari Amerika Serikat.”
Pernyataan tersebut muncul ketika juru bicara militer Houtsi Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Saree memperingatkan kemarin bahwa “jika Gaza tidak menerima makanan dan obat-obatan yang dibutuhkannya,” semua kapal yang melewati perairan teritorial Yaman menuju negara yang dijajah itu akan berubah menjadi “target yang sah.”
Dia menegaskan kembali komitmen militer untuk menjunjung tinggi kelanjutan pergerakan perdagangan semua negara dan kapal kecuali yang terkait dengan “Israel” atau yang mengangkut barang ke pelabuhan “Israel”.
Yaman telah bersumpah untuk terus meluncurkan operasi, termasuk pesawat tak berawak dan rudal ke arah “Israel”, dan menyita atau menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan “Israel” di Laut Merah, selama negara penjajah itu melanjutkan perang genosida terhadap Gaza, yang sejauh ini telah merenggut nyawa lebih dari 17.000 orang dan melukai hampir 50.000 orang lainnya. (haninmazaya/arrahmah.id)