GAZA (Arrahmah.com) – Gerakan Perlawanan Hamas menegakan, pernyataan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert tentang berakhirnya ide Israel Raya merupakan pengakuan atas gugurnya dasar-dasar pendirian Israel Raya.
Hamas menambahkan, sang perampok Israel berada dalam situasi kemunduran dalam menghadapi berlanjutnya perlawanan dan sikap teguh rakyat Palestina dalam mempertahankan hak-haknya.
Juru Bicara Hamas, DR. Sami Abu Zuhri dalam pernyataan persnya yang dilansir Infopalestina kemarin (15/9) mengatakan, atas karunia Allah Israel mengalami kemunduran. Perlawanan Palestina telah berhasil menghancurkan mimpi mereka tentang Israel Raya. Disamping telah mendorong para pemimpin Zionis untuk melepaskan hak-hak Palestina setelah mereka merasa lemah, untuk melindungi Sederot dan Naghev.
Abu Zuhri menegaskan, pernyataan Olmert bahwa waktu tidak berpihak pada Israel adalah pengakuan pemimpin Israel yang menegaskan tentang kekuatan perlawanan. hal ini juga menunjukan bahwa berlanjutnya penjajahan tidak mampu mencengkramkan kekuasaanya. Dan wilayah Palestina belum dimakmurkan. Oleh karena itu, hengkangnya penjajahan hanya masalah waktu saja. Inilah yang diyakini gerakan Hamas.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert menyatakan, ide pendirina negara Israel yang sempurna dan terpadu telah lewat masanya. Barang siapa yang masih membicarakanya ia telah menipu dirinya sendiri.
Ia menambahkan, waktu tidak berpihak pada kita. Sementara diskusi masalah ganti rugi bagi mereka yang mau meninggalkan permukiman, saat ini waktu yang paling tepat.
Pernyataan Olmert ini diungkapkanya saat menutup diskusi pemerintah Zionis terkait rancangan undang-undang pengosongan dan penggantian wilayah permukiman yang akan ditinggalkan secara suka rela oleh pemiliknya dari permukiman Israel yang terletak di sebelah timur Tembok Rasial yang dulu dicanangkan wakil perdana menteri Israel, Hayem Ramon pada sidang kabinet Ahad (14/9) lalu.
Olmert mengakui perubahan sikapnya. Ia mengatakan, saya akui tidak akan tetap dalam pendirian ini. saya juga meyakini telah saya katakan pada Ehud Barak bahwa pelepasan hak mereka dalam perjanjian Kamp David telah melebihi batas. Sebelumnya aku juga meyakini bahwa semua wilayah yang terletak antara sungai Yordan dan Laut Tengah adalah milik Israel. Karena tiap tempat di sana terdapat sejarah keyahudian. (Hanin Mazaya/infopalestine)