PALESTINA (Arrahmah.com) – Faksi perlawanan Palestina, Hamas, pada Sabtu (27/12/2014) mengatakan “Israel” akan membayar harga akibat ulah mereka menunda rekonstruksi Jalur Gaza menyusul serangan militer baru-baru ini di wilayah yang diblokade, lapor WB.
“Kelanjutan dari blokade, ditambah dengan penutupan penyeberangan perbatasan dan keterlambatan rekonstruksi akan membuat Jalur Gaza bertindak di mana “Israel” akan membayar harga [untuk itu],” kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (27/12).
Barhoum meminta semua pihak terkait untuk “memaksa ‘Israel’ untuk mencabut blokade dan mempercepat pembangunan kembali Jalur Gaza.”
Pada bulan Oktober, “Israel” mengizinkan masuknya bahan bangunan dalam jumlah terbatas ke Jalur Gaza – setelah blokade yang berlangsung tujuh tahun – sesuai kesepakatan antara “Israel”, PBB dan Otoritas Palestina.
Lambatnya rekonstruksi, bagaimanapun, telah mengundang kemarahan beberapa faksi Palestina dan organisasi masyarakat sipil.
Selama serangan 51 hari “Israel” baru-baru ini, 15.671 unit rumah rusak di daerah kantong pantai, termasuk 2,276 yang hancur total, menurut perhitungan resmi Palestina.
Lebih dari 2.160 warga Gaza, sebagian besar warga sipil, terbunuh – dan 11.000 lainnya terluka – selama tujuh minggu serangan biadab “Israel” yang tak henti-hentinya sepanjang bulan Juli dan Agustus.
Serangan “Israel” akhirnya berakhir pada 26 Agustus dalam pengumuman gencatan senjata dengan faksi perlawanan Palestina.
Setelah gencatan senjata, Robert Serry, koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, mengumumkan rencana untuk memberlakukan pengawasan ketat pada penggunaan bahan bangunan di Gaza.
Pada sebuah konferensi donor 12 Oktober di Kairo, 50 negara menjanjikan dana sebesar $ 5,4 miliar kepada pemerintah Palestina, setengahnya dialokasikan untuk rekonstruksi Jalur Gaza yang hancur. Namun sejauh ini, baru 2% yang terealisasi.
(banan/arrahmah.com)