GAZA (Arrahmah.id) – Kelompok Islam Palestina, Hamas mengatakan akan bereaksi terhadap kemungkinan “pelanggaran” oleh “Israel” di situs suci Al-Aqsa di Yerusalem selama bulan suci Ramadhan mendatang, menyusul provokasi salah seorang menteri “Israel”.
Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, mengeluarkan peringatan itu kurang dari dua pekan sebelum dimulainya Ramadhan dan di tengah meningkatnya kekerasan “Israel” terhadap warga Palestina di bawah Perdana Menteri “Israel”, Benjamin Netanyahu.
Peringatan ini dikeluarkan dua bulan setelah Menteri Keamanan Nasional “Israel”, Itamar Ben-Gvir menyerbu Masjid Al-Aqsa.
Salah Al-Aruri, wakil kepala biro politik Hamas, mengatakan risiko eskalasi sepenuhnya bergantung pada pelanggaran pendudukan “Israel” di seluruh Palestina dan di masjid Al-Aqsa yang terletak di Yerusalem Timur yang diduduki.
Al-Aqsa, kompleks masjid yang dikelola Yordania, adalah situs tersuci ketiga dalam Islam tetapi kerap menjadi sasaran orang “Israel” sayap kanan yang menyebutnya Temple Mount.
Pejabat Hamas memperingatkan bahwa setiap upaya “Israel” untuk memaksakan kebijakannya selama Ramadhan akan ditanggapi dengan reaksi rakyat kami, kata Aruri dalam sambutannya yang dimuat di situs resmi gerakannya.
Meskipun demikian, kelompok tersebut mengatakan tidak memiliki rencana untuk memulai eskalasi selama Ramadhan, menurut pernyataan Aruri versi bahasa Inggris, meskipun klarifikasi semacam itu tidak muncul dalam versi bahasa Arab.
Di bawah status quo lama, non-Muslim dapat mengunjungi situs tersebut pada waktu-waktu tertentu tetapi tidak diizinkan untuk beribadah di sana.
Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang Yahudi, kebanyakan dari mereka adalah kaum nasionalis “Israel”, yang diam-diam beribadah di kompleks tersebut, sebuah perkembangan yang dikecam oleh warga Palestina.
Kunjungan kontroversial pada 2000 oleh pemimpin oposisi saat itu Ariel Sharon adalah salah satu pemicu utama intifada Palestina kedua, atau pemberontakan, yang berlangsung hingga 2005.
Sejak awal tahun, kekerasan “Israel” telah merenggut nyawa 81 orang dewasa dan anak-anak Palestina berdasarkan perhitungan AFP. (zarahamala/arrahmah.id)