GAZA (Arrahmah.com) – Hamas pada Selasa (18/3/2014) dengan tajam mengkritik penutupan perbatasan Rafah oleh otoritas Mesir, mengatakan bahwa pembatasan yang ketat terhadap wilayah Palestina merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.
“Otoritas Mesir yang terus menutup perbatasan Rafah dan memperketat blokade terhadap Gaza merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan berdasarkan standar apapun dan merupakan suatu kejahatan terhadap rakyat Palestina,” juru bicara Hamas Fawzi Barhoum mengatakan dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir Ma’an News Agency, Rabu (19/3).
Barhoum mengutuk blokade dan penutupan perbatasan yang terus berlanjut, sementara agresi penjajah “Israel” terhadap Gaza meningkat.
“Kami yakin bahwa semua pihak yang memblokade Gaza benar-benar harus bertanggung jawab atas konsekuensi dari kejahatan ini,” katanya.
Mesir telah membatasi dengan ketat akses melalui perbatasan Rafah – satu-satunya pintu gerbang Gaza ke dunia luar yang tidak dikendalikan oleh penjajah “Israel”, dengan dalih untuk alasan keamanan.
Menteri dalam negeri Hamas mengatakan bahwa Rafah bagi warga Gaza merupakan jalur satu-satunya untuk keluar masuk wilayah tersebut dan merupakan penyeberangan yang sangat penting untuk memenuhi persedian kebutuhan warga Gaza. Kini penyeberangan itu telah ditutup selama 39 hari berturut-turut.
PBB mengecam penutupan penyeberangan perbatasan Gaza, dan mengungkapkan keprihatinan terhadap warga Gaza yang membutuhkan perawatan medis.
“Pembatasan gerak untuk masuk dan keluar dari Gaza melalui perbatasan Erez (yang dikontrol “Israel”) dan Rafah terus menyengsarakan penduduk sipil, termasuk pasien yang menunggu perawatan medis,” kata sekretaris jenderal PBB untuk urusan politik Jeffrey Feltman dalam penjelasan Dewan Keamanan, Selasa (18/3), sebagaimana dilansir Ma’an.
Militer Mesir mengatakan pada Rabu (19/3) bahwa mereka telah menghancurkan sebanyak 1.370 terowongan bawah tanah yang bangun dibawah perbatasan jalur Gaza, akibat dari hubungan dengan Hamas yang memburuk.
Pemerintahan Mesir yang didukung oleh militer menuduh Hamas bersekongkol dengan pejuang Mesir, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Hamas yang menegaskan bahwa perjuangan Hamas fokus untuk menghadapi musuh bebuyutan yaitu penjajah “Israel”
Terowongan-terwongan yang dibangun dibawah kota Rafah itu digunakan untuk megirim bahan pangan, bahan bakar dan produk konsumen ke wilayah padat penduduk di Palestina.(ameera/arrahmah.com)