GAZA (Arrahmah.id) – Kelompok perlawanan Palestina Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis (5/12/2024) bahwa kematian enam tawanan ‘Israel’ selama serangan udara di dekat tempat mereka ditahan menunjukkan kegagalan tentara ‘Israel’ untuk membebaskan tawanannya dengan menggunakan kekerasan.
Banyak tawanan ‘Israel’ terbunuh saat berada dalam tahanan perlawanan Palestina di Gaza, sebagian besar dari mereka diyakini dibunuh oleh tentara ‘Israel’.
Kadang-kadang, militer ‘Israel’ mengakui telah secara langsung berkontribusi terhadap pembunuhan tawanannya sendiri, meskipun Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa perang adalah satu-satunya cara untuk membebaskan mereka.
Tentara ‘Israel’ mengklaim pada Rabu (4/12) bahwa enam sandera yang jasadnya ditemukan di Gaza selama musim panas kemungkinan ditembak mati oleh para penculik mereka pada Februari – sekitar waktu yang sama ketika serangan udara ‘Israel’ menghantam dekat tempat mereka ditahan di kota selatan Khan Yunis.
Hamas mengatakan bahwa klaim ’Israel’ tidak benar.
“Kematian lebih banyak tawanan di tangan tentara mereka menegaskan kegagalan teori Netanyahu untuk membebaskan tawanan dengan kekerasan, dan bahwa tekanan militer tidak membebaskan sandera, tetapi membunuh mereka,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
“Netanyahu bertanggung jawab langsung atas kematian puluhan tawanan karena dia (Netanyahu) gagal mencapai kesepakatan,” kata kelompok itu.
“Tidak ada alternatif selain menghentikan agresi, menarik pasukan pendudukan, dan (mencapai) kesepakatan pertukaran,” tambah pernyataan itu.
‘Israel’, yang menurut kelompok tahanan memiliki lebih dari 10.000 warga Palestina di penjaranya (jumlah ini tidak termasuk tahanan Gaza), memperkirakan ada 101 tawanan ‘Israel’ di Gaza.
Hamas baru-baru ini mengatakan bahwa 33 tawanan ‘Israel’ telah tewas dalam serangan udara ‘Israel’ yang membabi buta di seluruh Jalur Gaza.
Upaya mediasi yang dipimpin oleh AS, Mesir, dan Qatar untuk mencapai gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan antara ‘Israel’ dan Hamas telah gagal karena penolakan Netanyahu untuk menghentikan perang. (zarahamala/arrahmah.id)