GAZA (Arrahmah.id) – Kelompok Palestina Hamas menyerukan pembentukan aliansi global untuk mendukung pasukan perlawanan, mengekspos kejahatan “Israel” dan memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Aliansi global yang kuat harus dibentuk untuk mendukung perlawanan Palestina dan secara aktif terlibat dengannya. Kami berada dalam fase di mana pendekatan tradisional tidak cocok untuk dilakukan,” kata kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, yang berbicara melalui sambungan video selama konferensi Freedom for Palestine, yang dimulai di Istanbul, Turki, lansirt Anadolu (14/1/2024).
Ia juga menyerukan pembentukan Aliansi Kebebasan dan Keadilan untuk Palestina untuk mengekspos kejahatan pendudukan “Israel” seiring dengan perjuangan rakyat Palestina untuk mencapai kemerdekaan.
Aliansi ini, menurut Haniyeh, juga bertujuan untuk mematahkan pengepungan Gaza yang telah berlangsung selama 17 tahun.
Haniyeh juga menyerukan pembentukan aliansi kemanusiaan untuk memberikan bantuan kepada warga Palestina di daerah kantung tersebut.
Zionisme ‘salah satu gerakan paling berbahaya’
“Kami tidak memendam permusuhan terhadap orang Yahudi. Sebaliknya, kami menentang gerakan Zionis yang telah menduduki tanah kami dan menggusur rakyat kami,” katanya.
“Kami bukan pendukung perang, tapi kami adalah pejuang kemerdekaan. Hamas tetap berkomitmen pada persatuan tanah, rakyat, dan perjuangan.”
Dia menekankan bahwa Zionisme adalah salah satu gerakan paling berbahaya yang dikenal oleh umat manusia, yang menggabungkan karakteristik yang belum pernah terjadi sebelumnya. Gerakan ini adalah gerakan rasis yang menyimpan dendam terhadap orang Arab dan Muslim.
Haniyeh mencatat bahwa Zionisme menerapkan proyek kolonial yang menargetkan tanah, rakyat dan tempat-tempat suci di seluruh Palestina. Ini adalah penjajahan politik, ekonomi, sosial, budaya, agama dan militer.
“Israel” telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas, yang diklaim Tel Aviv telah menewaskan 1.200 orang di “Israel”.
Setidaknya 23.968 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 60.582 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Menurut PBB, 85 persen penduduk Gaza telah mengungsi di tengah-tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong tersebut rusak atau hancur. (haninmazaya/arrahmah.id)