GAZA (Arrahmah.id) – Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Ahad (12/11/2023) mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan komunitas internasional untuk “segera turun tangan membawa bahan bakar ke Jalur Gaza untuk mengoperasikan rumah sakit-rumah sakit.”
Pernyataan tersebut dikeluarkan sebagai tanggapan atas klaim dari tentara penjajah “Israel” bahwa kelompok tersebut telah menolak untuk menerima bahan bakar untuk Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza.
Juru bicara militer “Israel”, Avichay Adraee, mengklaim pada Ahad (12/11) bahwa pasukan “Israel” telah menyediakan 300 liter bahan bakar untuk Rumah Sakit Al-Shifa, namun Hamas mencegah rumah sakit tersebut untuk menerimanya, sementara Hamas membantah tuduhan tersebut dan menggambarkannya sebagai “kebohongan”.
“Hamas bukanlah pihak yang terlibat dalam manajemen Rumah Sakit Al-Shifa, juga tidak memiliki kehadiran dalam struktur pengambilan keputusan, dan sepenuhnya tunduk pada otoritas Kementerian Kesehatan Palestina, yang mengelola urusan administratif dan teknis,” kata kelompok itu, seperti dilansir Anadolu (13/11).
“Apa yang diungkapkan oleh administrasi Rumah Sakit Al-Shifa adalah bahwa tawaran penjajah ‘Israel’ untuk memasok rumah sakit dengan hanya 300 liter bahan bakar merupakan bentuk peremehan terhadap rasa sakit dan penderitaan pasien, bayi prematur, dan staf medis yang terjebak di dalamnya.”
“Melalui tawaran ini, penjajah Zionis berusaha meluncurkan kampanye propaganda murahan untuk mempercantik wajahnya yang buruk dan mencoba menyembunyikan kejahatannya terhadap kemanusiaan, pemboman rumah sakit, pembunuhan staf medis, dan membahayakan nyawa pasien dengan memutus pasokan bahan bakar, air, dan obat-obatan,” ujar Hamas.
Kelompok perlawanan tersebut meminta PBB dan masyarakat internasional untuk “segera turun tangan untuk membawa bahan bakar ke Jalur Gaza untuk mengoperasikan rumah sakit, untuk menyelamatkan pasien, anak-anak dan orang-orang yang terluka di dalamnya, dan untuk menghentikan pelanggaran hukum internasional yang mencolok ini.”
“Israel” telah melakukan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza -termasuk di rumah sakit, tempat tinggal dan rumah ibadah- sejak pejuang Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober. (haninmazaya/arrahmah.id)