GAZA (Arrahmah.id) – Seorang pejabat senior Hamas mengatakan pada Senin (29/1/2024) bahwa kelompok militan Palestina tersebut menginginkan “gencatan senjata yang lengkap dan menyeluruh” di Gaza, setelah mediator Qatar mengatakan bahwa sebuah kerangka kerja untuk gencatan senjata sementara sedang diusulkan.
“Kami pertama-tama berbicara tentang gencatan senjata yang lengkap dan menyeluruh, dan bukan gencatan senjata sementara,” kata Taher al-Nunu kepada AFP, seraya menambahkan bahwa setelah pertempuran berhenti “rincian lainnya dapat didiskusikan” termasuk pembebasan sandera.
Qatar, bersama dengan Mesir dan Amerika Serikat, telah memimpin upaya mediasi sejak perang meletus pada 7 Oktober antara “Israel” dan Hamas.
Sebelumnya pada Senin, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan bahwa pertemuan di Paris dengan kepala CIA Bill Burns dan para pejabat tinggi keamanan “Israel” dan Mesir telah menghasilkan kerangka kerja untuk gencatan senjata secara bertahap.
Dia menegaskan bahwa kerangka kerja tersebut akan membuat sandera wanita dan anak-anak dibebaskan terlebih dahulu, dengan bantuan yang juga masuk ke Jalur Gaza yang terkepung.
Kedua belah pihak “berharap dapat menyampaikan proposal ini kepada Hamas dan membawa mereka ke tempat di mana mereka dapat terlibat secara positif dan konstruktif dalam proses tersebut”, kata Sheikh Mohammed.
Tidak jelas apakah Hamas telah menerima proposal dari Qatar.
Sebelumnya, Qatar memediasi jeda pertempuran selama satu pekan pada akhir November yang berujung pada pembebasan sejumlah sandera “Israel” dan asing, serta bantuan yang masuk ke wilayah Palestina yang terkepung.
Serangan Hamas pada 7 Oktober mengakibatkan sekitar 1.140 orang tewas di “Israel”, menurut penghitungan AFP yang didasarkan pada angka-angka resmi “Israel”.
Hamas juga menyandera 250 sandera, yang menurut “Israel” masih ada sekitar 132 sandera yang masih berada di Gaza, termasuk mayat-mayat dari sedikitnya 28 tawanan yang tewas. (haninmazaya/arrahmah.id)
Serangan militer tanpa henti Israel di Gaza sejak saat itu telah menewaskan sedikitnya 26.637 orang, sebagian besar dari mereka adalah perempuan, anak-anak dan remaja, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas tersebut. (haninmazaya/arrahmah.id)