GAZA (Arrahmah.id) — Kelompok perlawanan Palestina Hamas mengaku tak tahu berapa banyak sandera Israel yang masih hidup sampai saat ini.
Juru bicara sekaligus anggota biro politik Hamas, Osama Hamdan, mengatakan kepada CNN (14/6/2024) bahwa “tak ada yang tahu” ada berapa sandera yang masih mengembuskan napas.
Pengakuan ini pun membuat nasib 120 sandera Israel yang tersisa di Jalur Gaza menjadi “abu-abu”. Padahal kondisi para sandera itu sangat menentukan nasib kesepakatan gencatan senjata antara Israel dengan Hamas di Gaza.
Dalam wawancara, Hamdan berujar setiap kesepakatan untuk membebaskan sandera harus mencakup jaminan gencatan senjata permanen serta penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Dia juga berkomentar mengenai usulan yang digagas Amerika Serikat terkait upaya menghentikan perang di Gaza. Menurutnya, proposal itu tidak memenuhi tuntutan Hamas.
“[Hamas memerlukan] posisi yang jelas dari Israel untuk menerima gencatan senjata, menarik penuh pasukan dari Gaza, dan membiarkan warga Palestina menentukan masa depannya sendiri,” kata dia.
Ia kemudian melanjutkan, “[Jika komitmen itu disetujui Israel], kami siap untuk bernegosiasi mengenai pertukaran sandera.”
Negosiasi mengenai usulan AS dikabarkan makin intens baru-baru ini. Namun, pembicaraan itu tampaknya terhenti pada Rabu (12/6) usai Hamas menyampaikan tanggapannya terhadap dokumen tersebut.
Hamas meminta revisi mengenai sejumlah kondisi. Menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, permintaan itu tak bisa sepenuhnya dilakukan.
“Hamas telah mengusulkan banyak perubahan terhadap proposal yang telah dibahas. Beberapa perubahan bisa diterapkan, namun ada pula yang tidak,” kata Blinken. (hanoum/arrahmah.id)