GAZA (Arrahmah.id) – Gerakan perlawanan Palestina Hamas telah membangun kembali kemampuannya di Jalur Gaza utara dan telah merekrut 3.000 pejuang baru setelah hampir 11 bulan dalam perang genosida ‘Israel’, menurut sumber keamanan yang berbicara dengan Channel 13 News pada 2 September 2024.
Channel 12 News melaporkan bahwa, meskipun ada kerusakan besar yang disebabkan oleh tentara ‘Israel’ di Gaza, “informasi terbaru menunjukkan gambaran yang mengkhawatirkan.”
“Diperkirakan sekitar 3.000 pejuang baru telah direkrut ke dalam gerakan tersebut, dilengkapi dengan senjata dan amunis. Perkembangan ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan pejabat keamanan di ‘Israel’, karena hal ini menunjukkan kemampuan Hamas untuk pulih, meskipun mengalami kerusakan parah di awal perang,” lansir kantor berita berbahasa Ibrani tersebut mengutip pernyataan pejabat keamanan.
Bulan lalu, sebuah studi gabungan oleh Critical Threats Project (CTP) dan Institute for the Study of War (ISW) mengungkapkan bahwa, setelah 10 bulan perang, tentara ‘Israel’ hanya berhasil mengalahkan tiga dari 24 batalyon Brigade Al-Qassam Hamas yang dilaporkan.
“Hingga 1 Juli, hanya tiga dari 24 batalyon ini yang tidak efektif dalam pertempuran, artinya mereka telah dihancurkan oleh militer ‘Israel’,” CNN melaporkan pada 5 Agustus, mengutip penelitian tersebut.
“Jika batalyon Hamas sebagian besar hancur [seperti yang diklaim ‘Israel’], pasukan ‘Israel’ tidak akan lagi bertempur,” kata pensiunan Kolonel Angkatan Darat AS Peter Mansoor kepada CNN.
Mantan ombudsman tentara ‘Israel’ Yitzhak Brik mengatakan pada akhir Juni bahwa jumlah pejuang Palestina yang diklaim telah dibunuh oleh tentara ‘Israel’ adalah salah dan bahwa pasukan ‘Israel’ mengalami kerugian besar sementara jarang berhadapan langsung dengan mereka.
"We don't come face to face with Hamas."
Israeli army reserve general Yitzhak Brik says the military is not winning, and that claims of killing hundreds of Hamas fighters and of sealing off the tunnels on the border with Egypt are not true. pic.twitter.com/WAnphYGSie
— The Cradle (@TheCradleMedia) June 30, 2024
Pada Mei, sumber militer mengatakan kepada harian Ibrani Yedioth Ahronoth bahwa Hamas tidak akan dikalahkan secara telak di Gaza hingga 2026 atau 2027.
“Kami tidak akan berada di Gaza secara permanen. Kami akan kembali untuk melakukan serangan besar-besaran ke wilayah tersebut untuk mengalahkan pasukan teroris yang telah terbentuk selama 15 tahun. Sementara itu, pencapaian pasukan yang bertempur di Gaza semakin terkikis, dan tidak ada solusi politik yang konklusif,” ungkap sumber militer saat itu. (zarahamala/arrahmah.id)