GAZA (Arrahmah.com) – Pemimpin senior Hamas Mahmud al-Zahhar, pada Selasa (14/10) menyebutkan bahwa laporan terbaru yang dirilis oleh Ban Ki-moon PBB tentang terowongan Hamas merupakan refleksi dari “standar ganda” Ban dan “kemunafikan politik.”
Zahhar mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa militer pendudukan “Israel” dan reaktor nuklir jauh lebih merusak daripada terowongan perlawanan Hamas.
Komentar Zahhar ini disuarakan beberapa saat setelah Ban Ki-moon mengatakan setelah kunjungan lapangan ke Jalur Gaza dan wilayah perbatasan “Israel” pada Selasa, “Tidak seorang pun yang harus hidup di bawah ancaman dan ketakutan akibat roket dan terowongan bawah tanah.”
Keterkejutan Ban setelah memasuki terowongan Hamas “sangat berlebihan” dan merupakan reaksi “bias”. Bagaimana dengan roket “Israel” yang telah menewaskan sedikitnya 2.100 warga Palestina, kebanyakan warga sipil dan anak-anak tak berdosa, dan menyebabkan sekitar 11.000 terluka?” Tanya seorang analis politik.
“Apakah Palestina, atau bangsa terjajah di bumi, diharapkan akan tetap membisu ketika harta benda dan rumah mereka satu-satunya berubah menjadi gundukan puing-puing?”
Sementara itu, Lembaga Swadaya Masyarakat Jaringan Palestina (PNGO), bersama dengan konsorsium organisasi hak asasi manusia Palestina, mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama pada Selasa sore (14/10): “Kami berharap Ki-moon mampir ke Gaza selama serangan terbaru “Israel”, sebagai aksi solidaritas terhadap Jalur Gaza, dan menggunakan kekuatan moral untuk menghentikan agresi.”
Organisasi itu juga mengungkapkan harapannya bahwa para pejabat PBB akan berupaya untuk mengembalikan hak warga Gaza, meringankan penderitaan para korban, dan mendesak untuk menghentikan pendudukan “Israel”.
Oragnisasi itu juga mendesak untuk menyeret penjahat perang “Israel” ke pengadilan sehingga bisa memastikan bahwa agresi terhadap warga sipil Gaza tidak akan kembali terulang dalam bentuk apapun.
(ameera/arrahmah.com)