GAZA (Arrahmah.id) — Kelompok perlawanan Palestina Hamas kritisi Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) yang pecat stafnya usai dituduh bantu serangan mereka ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
UNRWA menegaskan telah melakukan investigasi setelah Israel menuduh keterlibatan sejumlah staf UNRWA dalam aksi Hamas ke Israel pada awal Oktober tahun lalu itu.
Serangan Hamas itu dilaporkan telah membunuh sekitar 1.200 orang, dan memicu serangan balasan Israel, yang berpotensi genosida di Gaza.
“Kami meminta PBB dan organsiasi internasional untuk tidak tunduk dari ancaman dan pemerasan Israel,” bunyi pernyataan kantor pers Hamas pada postingan di Telegram dikutip dari Al-Jazeera (27/1/2024).
UNRWA dilaporkan telah memecat sejumlah pegawainya, Jumat (26/1), karena dianggap terlibat dalam serangan Hamas ke Israel.
“Otoritas Israel telah memberikan UNRWA informasi atas tuduhan keterlibatan sejumlah staf UNRWA pada serangan mengerikan ke Israel pada Oktober,” kata Komisari Jenderal UNRWA Philippe Lazarini.
“Untuk melindungi kemampuan agensi memberikan bantuan kemanusiaan, saya mengambil keputusan segera menghentikan kontrak satf ini dan meluncurkan investigasi demi menetapkan kebenaran tanpa penuindaan,” lanjutnya.
Sementara itu Otoritas Palestina melalui Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hussein al-Sheikh mengecam keputusan negara Barat yang menghentikan bantuan untuk UNRWA.
Ia mengatakan keputusan negara-negara tersebut mengandung risiko bantuan politik dan kemanusiaan yang besar.
“Pada saat ini dan mengingat agresi yang terus berlanjut terhadap rakyat Palestina, kami memerlukan dukungan maksimal untuk organisasi internasional ini dan tak menghentikan dukungan dan bantuan terhadapnya,” tulisnya di media sosial X dikutip dari Al-Jazeera.
Ia pun mendesak negara-negara tersebut untuk segera membatalkan keputusan mereka.
Australia, Kanada, Italia dan Amerika Serikat (AS) mengatakan mereka akan menghentikan pendanaan untuk UNRWA.
Sedangkan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan 27 anggota blok itu akan menilai langkah lebih jauh, dan mengambil pembelajaran berdasarkan hasil penyelidikan menyeluruh dan komprehensif.
Jerman, Finlandia, Belanda dan Inggris juga ikut menangguhkan bantuan finansial ke UNRWA.
Sedangkan Irlandia dan Norwegia, tetap memberikan bantuan ke UNRWA, menegaskan badan itu melakukan pekerjaan krusial membantu warga Palestina yang dipindahkan dan perlu bantuan di Gaza. (hanoum/arrahmah.id)