GAZA (Arrahmah.id) – Hamas, pada Senin (4/12/2023), menepis tuduhan pemerkosaan oleh “Israel”, yang dituduhkan kepada para pejuang Hamas sebagai upaya putus asa untuk mendistorsi perlakuan manusiawi kelompok tersebut terhadap para sandera “Israel”, lapor Anadolu Agency.
Kami menolak kebohongan “Israel” tentang pemerkosaan, yang bertujuan untuk mendistorsi Perlawanan dan menodai perlakuan manusiawi dan moral kami terhadap para tawanan, ujar Hamas dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan tersebut dikeluarkan menyusul tuduhan “Israel” terhadap para pejuang Hamas yang melakukan pemerkosaan dan kekerasan seksual terhadap warga “Israel” dalam serangan 7 Oktober lalu.
Hamas membebaskan 110 sandera yang ditahan oleh kelompok tersebut selama serangan lintas batas, termasuk 86 warga “Israel” dan 24 warga asing, sebagian besar dari mereka adalah warga Thailand, selama jeda kemanusiaan selama sepekan dengan “Israel”. Hampir 136 sandera diyakini masih ditahan oleh kelompok tersebut.
Rekaman yang dirilis oleh kelompok Palestina tersebut menunjukkan beberapa sandera memberi hormat kepada para pejuang Hamas saat mereka dibebaskan dari tawanan.
Hamas meminta semua media untuk tetap waspada agar tidak jatuh ke dalam perangkap kebohongan “Israel” dan propaganda tendensiusnya, dan untuk memverifikasi semua informasi, untuk melindungi kebenaran dan menjaga kesucian pesan media.
“Israel” melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza pada Jumat setelah berakhirnya jeda kemanusiaan selama sepekan dengan Hamas.
Sedikitnya 15.899 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 42.000 lainnya terluka dalam serangan udara dan darat tanpa henti di daerah kantung tersebut sejak 7 Oktober menyusul serangan lintas batas oleh Hamas.
Jumlah korban tewas “Israel” dalam serangan Hamas mencapai 1.200 orang, menurut angka resmi. (haninmazaya/arrahmah.id)