YERUSALEM (Arrahmah.com) – Hamas telah mengatakan ucapan Duta Besar AS untuk Israel mengenai reaksi Palestina terkait langkah kontroversial Amerika untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel adalah “cerminan rasisme”, MEMO melansir pada Sabtu (30/12/2017).
Pada Kamis, Duta Besar AS, David Friedman, dalam sebuah wawancara dengan Jerusalem Post menggambarkan reaksi Palestina sebagai “reaksi yang buruk, provokatif, anti-Semit”.
Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (30/12), juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum mengatakan: “Deskripsi Friedman mengenai reaksi Palestina … mencerminkan rasisme duta besar ini, ketidaktahuannya akan sejarah dan juga mengabaikan hak-hak warga Palestina dan hukum internasional”.
Barhoum menambahkan: “Dengan kebijakan ini, mereka [orang Amerika] adalah mitra pendudukan [‘Israel’] dalam semua kejahatannya terhadap rakyat dan kesucian kita.”
Pernyataan Friedman akan membenarkan langkah Palestina untuk memutuskan hubungan dengan pemerintah AS dan mengakhiri kesepakatan Oslo, pernyataan tersebut menambahkan.
Pada bulan September 1993, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan “Israel” menandatangani Perjanjian Perdamaian Oslo yang mengakibatkan pembentukan keputusan sendiri bagi orang-orang Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Kesepakatan tersebut menetapkan warga Palestina harus menahan diri dari perlawanan bersenjata dan memiliki kerja sama keamanan dengan “Israel”.
Ketegangan meningkat di wilayah Palestina sejak 6 Desember ketika Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota ‘Israel’, yang memicu demonstrasi besar-besaran di Tepi Barat dan Gaza.
Sejak saat itu, setidaknya 15 warga Palestina telah menjadi martir – dan ribuan lainnya terluka – dalam bentrokan sengit dengan pasukan keamanan Zionis. (althaf/arrahmah.com)