TEL AVIV (Arrahmah.com) — Hamas menuduh Presiden Palestina Mahmoud Abbas menikam Tepi Barat dari belakang. Ini terkait pertemuan terakhirnya dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Benny Gantz.
Ia mengklaim bahwa pertemuan itu, yang berlangsung di rumah Gantz di Rosh Ha’Ayin pada Selasa 28 Desember, “dikutuk dan ditolak oleh semua orang Palestina” dan itu merusak oposisi terhadap normalisasi hubungan dengan Israel.
“Pertemuan ini bertepatan dengan serangan pemukim terhadap orang-orang kami di Tepi Barat,” kata Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem, seperti dikutip Morning Star (30/12/2021).
“Itu menambah kejahatan yang dilakukan oleh para pemimpin Otoritas Palestina dan dianggap sebagai belati di belakang intifada di Tepi Barat,” ujar Qassem.
Pertemuan yang berlangsung dua setengah jam, juga dikritik oleh partai oposisi Likud Israel, yang mengatakan bahwa “konsesi berbahaya bagi keamanan Israel hanya masalah waktu”.
Menurut saluran berita Israel Kan, pemimpin Palestina berusia 86 tahun itu berjanji untuk menekan kelompok-kelompok perlawanan Palestina di Jenin dan Tepi Barat, yang diduduki.
Abbas mengatakan bahwa Otoritas Palestina mengetahui tentang rencana Hamas dan Jihad Islam untuk “mempromosikan aksi anti-Israel” di Tepi Barat, dan berkomitmen untuk mencegahnya.
Menteri Urusan Sipil Palestina, Hussein al-Sheikh, yang juga menghadiri pertemuan, mengatakan pertemuan itu “berkaitan dengan pentingnya menciptakan cakrawala politik yang mengarah pada solusi politik”.
Hamas merupakan gerakan yang didirikan oleh Abdel Aziz al-Rantissi, Ahmed Yassin, dan Mahmoud al-Zahar sejak 1987. Gerakan yang menentang pendudukan Zionis ini berbasis di Gaza, Palestina. (hanoum/arrahmah.com)