GAZA (Arrahmah.id) – Gerakan Perlawanan Islam, Hamas mengutuk niat Inggris untuk menerbangkan pesawat pengintai di atas Gaza, mengingat Inggris terlibat langsung dalam genosida “Israel” di Jalur Gaza dan pembantaian yang dilakukan di sana.
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan di platform Telegram pada Ahad (3/12/2023) bahwa “Pengungkapan niat tentara Inggris untuk melakukan penerbangan intelijen di Jalur Gaza menjadikannya mitra pendudukan Zionis dalam kejahatannya, dan bertanggung jawab atas pembantaian terhadap rakyat Palestina.”
Hamas percaya bahwa “London seharusnya memperbaiki posisi historisnya yang menyinggung rakyat Palestina, dan menebus Deklarasi Balfour (1917), yang dianggap sebagai dosa abad ini, daripada melakukan dosa lain dan mengingatkan dunia akan hal yang memalukan di masa lalu,” menurut pernyataan itu.
Kementerian Pertahanan Inggris mengumumkan pada Sabtu (2/12) bahwa mereka akan melakukan penerbangan pengintaian di Mediterania timur, termasuk wilayah udara di “Israel” dan Jalur Gaza, dengan tujuan memberikan informasi intelijen kepada Tel Aviv dengan dalih mendukung “operasi penyelamatan tahanan”.
Kementerian tersebut mengatakan, dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (2/12), bahwa London telah bekerja sama dengan mitranya di kawasan tersebut sejak 7 Oktober untuk memastikan pembebasan tawanan, termasuk warga negara Inggris, dan menyatakan bahwa keselamatan warganya adalah prioritas utama Inggris.
Hamas dalam pernyataannya menegaskan bahwa niat Inggris untuk melakukan “penerbangan pengintaian” di Jalur Gaza membuat pemerintah Inggris sendiri bermusuhan dengan rakyat Palestina dan semua orang bebas di dunia yang menolak agresi “Israel” terhadap Gaza.
Hamas meminta Inggris untuk menarik diri dari apa yang digambarkannya sebagai partisipasi langsung dan dukungan politik dan finansial dalam genosida di Gaza, dan menghentikan subordinasinya terhadap Amerika Serikat, serta kontribusinya dalam memicu perang, di mana seharusnya Inggris berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan ini.
Sejak 7 Oktober lalu, tentara “Israel” terus melancarkan agresi terhadap Gaza, menyebabkan 15.523 orang syahid dan 41.316 orang luka-luka, serta kerusakan besar-besaran di lingkungan pemukiman, fasilitas vital, dan rumah sakit. (zarahamala/arrahmah.id)