JALUR GAZA (Arrahmah.com) – Kelompok perlawanan Palestina Hamas pada Sabtu (3/7/2021) mengecam Amerika Serikat karena terus memberikan dukungan militer kepada “Israel” sehubungan dengan kesepakatan penjualan senjata baru antara kedua sekutu.
“Keputusan AS untuk memberikan kesepakatan senjata besar-besaran kepada entitas Zionis (‘Israel’) mendorong pendudukan untuk melanjutkan agresinya terhadap rakyat kami dan kesucian mereka,” kata juru bicara Hamas Hazem Qassem dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.
Qassem mengatakan AS berisiko menjadi kaki tangan dalam agresi “Israel” terhadap Palestina dengan terus mendukungnya dengan senjata, uang, dan perlindungan politik untuk kebijakan pendudukan.
Dia mencatat pendekatan seperti itu oleh AS membuat “Israel” berani memberontak terhadap hukum dan resolusi internasional dan meningkatkan ketegangan di kawasan itu.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat (30/7) bahwa mereka menyetujui penjualan 18 helikopter angkut berat Sikorsky CH-53K ke “Israel” sebagai bagian dari kesepakatan senilai $3,4 miliar.
Ini juga menegaskan kembali komitmen AS terhadap keamanan “Israel”, ia juga menambahkan bahwa “sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu ‘Israel’ mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat dan siaga.”
Pada bulan Mei, Washington Post melaporkan bahwa pemerintahan Biden telah menyetujui penjualan senjata senilai $735 juta ke “Israel” ketika Tel Aviv melakukan serangannya di Jalur Gaza.
Langkah itu menimbulkan oposisi di antara beberapa anggota Partai Demokrat Presiden AS Joe Biden, termasuk anggota Kongres Ilhan Omar yang menggambarkan kesepakatan itu sebagai kesepakatan yang “mengerikan” jika dilaksanakan.
“Jika ini (kesepakatan senjata) berjalan, ini akan dilihat sebagai lampu hijau untuk eskalasi lanjutan dan akan melemahkan upaya untuk menengahi gencatan senjata,” kata Omar pada saat perang 11 hari “Israel” di Gaza sedang berlangsung.
Setidaknya 260 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya terluka dalam 11 hari serangan udara “Israel” di Jalur Gaza pada awal Mei dengan latar belakang keputusan pengadilan “Israel” untuk mengusir warga Palestina dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki.
Tiga belas warga “Israel” juga tewas oleh tembakan roket Palestina dari Gaza. Kekerasan terhenti di bawah gencatan senjata yang ditengahi Mesir yang mulai berlaku pada 21 Mei. (rafa/arrahmah.com)