GAZA (Arrahmah.id) – Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kesepakatan telah dicapai untuk menyelesaikan krisis gencatan senjata baru-baru ini, yang menyebabkan ‘Israel’ menunda pembebasan ratusan tahanan Palestina dari penjara ‘Israel’.
“Sebuah kesepakatan telah dicapai untuk menyelesaikan penundaan pembebasan tahanan Palestina, yang seharusnya dibebaskan pada gelombang terakhir, dengan syarat bahwa mereka dibebaskan bersamaan dengan jenazah tawanan ‘Israel’ yang disepakati untuk diserahkan pada fase pertama, bersama dengan wanita dan anak-anak Palestina,” kata gerakan perlawanan tersebut pada akhir 25 Februari.
Seorang pejabat ‘Israel’ yang dikutip oleh Times of Israel mengatakan kesepakatan tersebut akan “dilaksanakan melalui Mesir” dan akan berlangsung pada Rabu (26/2), sementara laporan ‘Israel’ lainnya mengatakan hal itu tidak akan terjadi hingga Kamis (27/2).
Seorang pejabat mengatakan kepada Times of Israel sehari sebelumnya, Hamas telah setuju untuk menyerahkan mayat empat tawanan ‘Israel’ tanpa upacara seperti yang telah dilakukan sebelumnya.
“Mesir akan mengawasi mekanisme pertukaran – sehingga ‘Israel’ berkewajiban membebaskan para tahanan,” kata sumber kepada Quds News Network (QNN).
Tahap pertama gencatan senjata selama 42 hari akan berakhir akhir pekan ini. ‘Israel’ telah menunda pembicaraan untuk tahap kedua perjanjian tersebut.
Tel Aviv telah menahan pembebasan 625 warga Palestina yang seharusnya dibebaskan Sabtu lalu (22/2) dan sekarang menuntut pembebasan jenazah empat tawanan tambahan yang bukan bagian dari putaran terakhir, di mana Hamas membebaskan enam warga ‘Israel’ dan empat jenazah.
‘Israel’ menyalahkan upacara Hamas yang dilakukan selama tujuh pembebasan tawanan terakhir, tetapi ‘Israel’ terus-menerus menghalangi kesepakatan dengan menunda pembicaraan untuk tahap kedua dan mencegah masuknya kebutuhan penting ke Gaza.
Meski krisis dilaporkan telah terselesaikan, nasib perjanjian gencatan senjata masih belum pasti.
‘Israel’ telah memberlakukan persyaratan baru, termasuk pembebasan semua tawanan dalam satu pertukaran dan pelucutan senjata penuh Hamas.
Beberapa laporan terkini mengatakan ‘Israel’ sedang mempersiapkan dimulainya kembali perang melawan Gaza.
Kembalinya perang “akan berbeda” dari sebelumnya, kata seorang pejabat kepada Times of Israel. “Seorang menteri pertahanan baru, kepala staf baru, semua senjata yang kami butuhkan, dan legitimasi penuh, 100 persen, dari pemerintahan Trump,” pejabat itu menambahkan.
Sebuah sumber terpercaya yang dikutip Bloomberg pada Selasa (25/2) mengatakan ‘Israel’ berupaya memperkuat kehadirannya di Jalur Gaza dengan melanggar gencatan senjata. (zarahamala/arrahmah.id)