DOHA (Arrahmah.com) – Kepala biro politik Hamas Khaled Mishaal mengutuk upaya terus-menerus “Israel” yang akan melarang masjid-masjid di Palestina, terutama di Pendudukan Yerusalem, untuk mengumandngkan Adzan (panggilan untuk salat) dan menyebut tindakan “Israel” tersebut sebagai “bermain api”.
Dalam pernyataan pers pada Ahad 920/11/2016) untuk kantor berita Anadolu, Mishaal mengatakan bahwa “Israel” menangguhkan RUU anti-Adzan setelah melihat reaksi marah dan keras dari rakyat Palestina dan negara-negara Muslim.
Dia juga menyatakan keyakinannya bahwa “Israel” mengambil keputusan untuk menunda RUU anti-Adzan setelah khawatir bahwa undang-undang baru itu dapat mempengaruhi ritual Yahudi juga.
Dalam konteks lain, pejabat Hamas itu menyerukan kepada presiden terpilih Donald Trump untuk mengubah kebijakan luar negeri AS, khususnya yang berkaitan dengan konflik Palestina-Israel.
“Kami memahami bahwa perkembangan regional dan internasional mempengaruhi Palestina dan semua isu regional, tapi yang membuat sejarah adalah perjuangan rakyat.”
“Terlepas siapa yang menjadi presiden AS, kami akan melaksanakan kehendak kami.”
Dia juga menekankan bahwa mengakhiri pendudukan “Israel” di Palestina adalah kunci untuk stabilitas regional.
“Tidak akan ada stabilitas di kawasan itu sampai orang-orang Palestina mendapatkan kembali hak-hak mereka dan pendudukan [Israel] dari tanah dan tempat-tempat suci kami berakhir,” katanya.
(ameera/arrahmah.com)