GAZA (Arrahmah.com) – Tokoh Hamas, Fathi Hammad memberi peringingatan keras kepada “Israel” penjajah atas kejahatannya terhadap Masjidil Aqsa, bahwa Al-Aqsa akan dibebaskan dalam waktu dekat.
“Suatu hari nanti ‘Israel’ akan membayar mahal atas kejahatan yang dilakukannya,” tegas Hammad dalam aksi solidaritas untuk Al-Aqsha yang diikuti ribuan warga, Jum’at (18/9/2015) di Gaza Utara, sebagaimana dilansir Pusat Informasi Palestina, Sabtu (19/9).
Menurutnya, segenap negara dan kaum muslimin bergerak membela Al-Aqsha, dan Israel tak akan mampu mengambil kendali Al-Aqsha, bagaimanapun upaya yang mereka lakukan.
Hammad menyerukan kepada segenap warga Palestina di Tepi Barat untuk berjuang menghadapi “Israel” penjajah. Sudah tiba saatnya Tepi Barat untuk bergerak menghadapi penjajah dan memutuskan belenggu kerja sama keamanan, ujarnya.
Tokoh Hamas ini mengecam kebijakan kordinasi keamanan dengan “Israel” penjajah di Tepi Barat dan menyerukan kepada otoritas Palestina untuk kembali ke pangkuan bangsa Palestina.
Hammad juga meminta kaum Muslimin dan bangsa Arab untuk segera bergerak membela dan melindungi Masjidil Aqsha sebelum terlambat.
Hari kemarahan
Bereaksi atas aksi solidaritas itu, polisi “Israel” mencegah para pemuda Muslim untuk shalat Jum’at di Masjid Al-Aqsa. Dengan perlakuan yang melampaui batas kemanusiaan itu, Hamas mengatakan itu mencetus “hari kemarahan”, sebagaimana dilansir Saudi Gazette, Sabtu (19/9).
Para pelaku aksi dari Palestina sebelumnya bentrok dengan polisi selama 3 hari saat Yahudi merayakan tahun barunya secara brutal di Masjid Al-Aqsa. Pihak internasional diminta untuk membantu menghentikan penjajahan “Israel” itu.
Namun, alih-alih menuruti kecaman internasional, kini “Israel” menempatkan pos pemeriksaan keamanan di seluruh Yerusalem, bahkan menaruh kamera pengintai dimana-mana. Mereka mencurigai semua pemuda Palestina.
“Ini adalah garda depan [perang],” Mazen Shawish (52) mengatakan kepada AFP. “Anda harus melewati 20 pos pemeriksaaan keamanan militer untuk masuk ke dalam sebuah masjid,” ujarnya.
Kemarin, di dalam kompleks, para jamaah shalat yang sempat ikut aksi solidaritas dapat shalat Jum’at dengan tertib di luar Masjid Al-Aqsa. Para pengurus Masjid Al-Aqsa mengatakan bahwa disana terdapat 8.000 jamaah, semetara polisi menyebutkan ada 10.000 orang.
Padahal di Jum’at biasa, sekitar 25.000 sampai 35.000 orang ikut shalat berjamaah di Masjid Al-Aqsa. Namun, kini hanya pria hampir lansia yang dapat shalat di Kompleks Masjid, sementara ratusan pemuda hanya dapat shalat di luar dinding penghalang Kota Tua buatan “Israel”, karena tidak diperbolehkan masuk oleh aparat zionis penjajah itu. (adibahasan/arrahmah.com)