KAIRO (Arrahmah.id) – Hamas dan “Israel” sedang melangsungkan perundingan gencatan senjata terbaru untuk Jalur Gaza di Kairo, Mesir. Seorang pejabat senior Hamas mengungkapkan bahwa gencatan senjata bisa saja terwujud dalam waktu 24-48 jam jika “Israel” menerima tuntutan yang diajukan Hamas.
“Jika ‘Israel’ menyetujui tuntutan Hamas, yang mencakup kembalinya warga Palestina yang mengungsi ke Gaza bagian utara dan meningkatkan bantuan kemanusiaan, hal itu akan membuka jalan bagi kesepakatan (gencatan senjata) dalam waktu 24-48 jam ke depan,” tutur seorang pejabat senior Hamas, yang tidak disebut namanya, saat berbicara kepada AFP pada Ahad (3/3/2024) waktu setempat.
Mesir bersama Qatar dan Amerika Serikat (AS) telah melakukan mediasi selama berminggu-minggu dalam perundingan yang bertujuan untuk menghentikan pertempuran antara “Israel” dan Hamas di Jalur Gaza.
Tujuan perundingan itu adalah mencapai gencatan senjata pada awal bulan suci Ramadhan yang akan dimulai pekan depan.
Washington bersikeras menyebut kesepakatan gencatan senjata sudah dekat dan seharusnya dilakukan tepat pada waktunya untuk menghentikan pertempuran pada awal Ramadhan. Namun pihak-pihak yang bertikai tidak memberikan tanda-tanda bahwa mereka akan mundur dari tuntutan-tuntutan sebelumnya.
Setelah delegasi Hamas tiba, seorang pejabat Palestina yang tidak disebut namanya mengatakan kepada Reuters bahwa kesepakatan “belum tercapai”. Belum ada komentar resmi dari pihak “Israel”.
Perang berkecamuk di Jalur Gaza setelah Hamas secara mengejutkan melancarakan serangan Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023. Otoritas “Israel” menyebutkan sekitar 1.200 orang tewas dan lebih dari 250 orang lainnya menjadi sandera.
Setelah serangan tersebut, “Israel” secara brutal melancarkan serangan ke Jalur Gaza tanpa memedulikan warga sipil dan anak-anak yang menjadi sasaran.
Hingga kini, sedikitnya 30.410 orang tewas di Jalur Gaza dan 71.700 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan “Israel”. (Rafa/arrahmah.id)