GAZA (Arrahmah.id) — Kelompok perlawanan Palestina Hamas dan gabungan suku Palestina mengecam keras munculnya gelombang demonstrasi di Gaza menentang Hamas. Mereka menyebut suara-suara itu mencoba melemahkan perjuangan dan membelokkan opini publik dari agresi Israel ke arah menyalahkan perlawanan.
Dilansir Quds Press (27/3/2025), pernyataan tersebut disampaikan oleh gabungan faksi dan suku Palestina yang menegaskan bahwa mereka “mengecam keras faksi dari antek-antek penjajah yang terus mengungkap pengkhianatan dan kolaborasi mereka dengan penjajah.”
Mereka menuding pihak-pihak tersebut sengaja menyalahkan perlawanan dan membebaskan penjajah dari tanggung jawab atas kehancuran di Gaza.
“Okupasi menganggap keberadaan rakyat Palestina itu sendiri sebagai masalah, bukan perlawanan,” bunyi pernyataan gabungan yang dikutip Quds Press.
Mereka juga mengungkit sejarah pengkhianatan dan kelumpuhan Palestina setiap kali perlawanan dikorbankan atas nama kompromi. Mulai dari dihentikannya perlawanan pada 1949, mundurnya PLO dari Lebanon tahun 1982, hingga penyerahan senjata di Tepi Barat yang menurut mereka membuka jalan bagi perluasan pemukiman Israel.
“Setiap kali senjata perlawanan diserahkan atau dikompromikan, darah rakyat kita tumpah dan wilayah kita dijajah,” lanjut pernyataan itu.
Faksi-faksi itu juga menilai seluruh proyek Israel selama 17 bulan terakhir, termasuk pemusnahan, pengusiran, dan blokade terhadap Gaza, telah gagal menghancurkan perlawanan rakyat Palestina.
Namun, mereka meyakini bahwa saat ini Israel mencoba menggoyang perlawanan dari dalam, lewat “kelompok-kelompok antek” yang dianggap menyebarkan fitnah dan memprovokasi rakyat untuk menentang perlawanan.
“Kelompok-kelompok ini bersikeras membuka aib mereka, menyerang perlawanan dan membersihkan tangan penjajah dari darah ribuan warga Gaza. Mereka sama sekali tidak melihat bahwa alat pembunuh Israel terus bekerja tanpa henti bahkan di wilayah yang disebut zona aman,” tegas gabungan faksi itu.
Dewan Suku dan Keluarga Palestina juga membantah kabar bahwa mereka menyerukan demonstrasi melawan Hamas.
“Tuduhan bahwa kami mengajak rakyat melawan perlawanan adalah fitnah yang tidak berdasar,” sebut mereka.
Mereka memperingatkan bahwa kabar bohong tersebut berbahaya, terutama di tengah situasi darurat saat ini.
“Kami mengutuk keras pernyataan yang dinisbatkan secara palsu kepada kami,” ujar mereka.
Dewan juga menegaskan bahwa perlawanan adalah hak sah rakyat Palestina yang dijamin hukum internasional, dan bahwa perjuangan harus tetap berjalan sampai pembebasan total tanah Palestina.
Mereka menyatakan bahwa seluruh rakyat Palestina wajib membela struktur sosial dan kekuatan nasional dari upaya perpecahan.
“Fase ini adalah ujian berat bagi ketahanan masyarakat. Jangan biarkan api penjajah menghanguskan ikatan kita sendiri,” tulis mereka.
“Jangan bunuh singa-singa negerimu, nanti kalian dimakan anjing-anjing musuhmu,” tulis pernyataan akhir mereka, yang ditujukan sebagai peringatan bagi siapa saja yang mendiskreditkan perlawanan di tengah agresi Israel yang masih berlangsung.
Dalam penutup pernyataan, mereka menyerukan dukungan penuh terhadap Hamas dan seluruh kekuatan perlawanan yang tengah menghadapi agresi militer Israel. Mereka meminta seluruh komponen masyarakat Palestina untuk tetap bersatu melawan Israel dan tidak terpancing oleh narasi provokatif. (hanoum/arrahmah.id)