Damascus (Arrahmah.com) – Gerakan Perlawanan Hamas dan Jihad Islam tegaskan hubungan mereka yang semakin erat terkait penolakanya terhadap kesepakatan apapun yang merugikan kepentingan rakyat.
Dalam surat keterangan bersama yang dilansir infopalestina.com Hamas dan JI kemarin (9/9) menjelaskan, hubungan kedua gerakan ini bersifat strategis. Situasi apapun di lapangan tidak akan mungkin mempengaruhi hubungan kedua belah pihak.
Mereka juga menegaskan tentang sikapnya terhadap masalah perlawanan sebagai pilihan strategis untuk membebaskan wilayah Palestina dan mengembalikan hak-hak rakyat. Hamas dan JI menolak kesepakatan apapun yang memberangus hak mereka, terutama kaitanya dengan hak kesejarahan bangsa Palestina, yaitu Al-Quds dan hak kembali.
Adapun terkait dengan perpecahan internal yang saat ini terjadi di dalam negeri Palestina, Hamas dan JI menjelaskan, dialog secara serius adalah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan perpecahan politik yang sedang dihadapi Palestina.
Dalam kesempatan yang sama, dua gerakan ini menegaskan tentang sikapnya yang akan terus memperjuangkan di tingkat dunia Arab dan Islam ataupun internasional dalam rangka membebaskan blokade terhadap Gaza. Terutama pembukaan gerbang Rafah. Keduanya juga sepakat untuk membentuk komisi bersama di dalam negeri dalam rangka menyelesaikan sejumlah masalah. Mereka menyebutkan tentang pertemuan demi pertemuan yang telah dijalani dalam iklim persaudaraan, positif dan keterbukaan. Seperti yang dilaksanakan Senin (8/9) antara Ketua Biro Politik Hamas, Kholid Misy’al dan Sekjen Jihad Islam, Ramadhan Shallah yang juga dihadiri sejumlah pejabat dan anggota kedua gerakan di Damascus Libanon. Pertemuan tersebut berhasil menelorkan sejumlah point penting terkait perkembangan di dalam negeri dan hubungan kedua belah pihak. (Hanin Mazaya/infopalestina)