GAZA (Arrahmah.id) — Pejabat senior dari kelompok perlawanan Palestina, Hamas, membocorkan perihal pertemuan baru-baru ini antara perwakilan kelompok tersebut dengan utusan Amerika Serikat (AS).
Dilansir Al Mayadeen (6/3/2025), pejabat Hamas mengungkapkan, pertemuan tersebut meninggalkan kesan positif bagi pihak AS mengenai adanya kemungkinan negosiasi dengan kelompok tersebut.
Pejabat Hamas mencatat bahwa utusan AS hanya berfokus pada potensi pertukaran tahanan dan tidak membahas isu-isu yang lebih luas seperti gencatan senjata atau berakhirnya perang yang sedang berlangsung di Gaza.
“Pihak Amerika tidak menyajikan kerangka kerja khusus untuk pertukaran tahanan tetapi mendengarkan perspektif Hamas tentang masalah tersebut,” kata pejabat tersebut.
Pemimpin Perlawanan Palestina juga mengungkapkan, pertemuan tersebut terjadi atas permintaan AS dan mengejutkan para pejabat Israel.
Hamas menegaskan kembali mengenai komitmen penuhnya untuk melaksanakan semua ketentuan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan, dalam semua tahap dan rinciannya, saat fase pertama kesepakatan tersebut berakhir.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok Palestina tersebut meminta masyarakat internasional untuk menekan Israel agar sepenuhnya mematuhi komitmen berdasarkan perjanjian tersebut. Hamas mendesak agar segera melanjutkan pelaksanaan fase kedua tanpa penundaan atau menghindari apa pun.
Sementara itu, dua sumber keamanan Mesir mengatakan kepada Reuters bahwa delegasi Israel di Kairo sedang berupaya mencapai kesepakatan untuk memperpanjang fase pertama kesepakatan tersebut selama 42 hari.
Hamas menentang perpanjangan apa pun dan bersikeras untuk terus maju dengan fase kedua perjanjian tersebut sebagaimana yang diuraikan pada awalnya, sumber tersebut mengindikasikan. Fase ini dimaksudkan untuk mencakup langkah-langkah menuju penghentian perang secara permanen. Israel berupaya memperpanjang fase pertama
Fase pertama gencatan senjata berakhir pada Sabtu. Sementara itu, Israel dan Hamas tidak menjelaskan apa yang akan terjadi jika tidak ada kesepakatan baru yang dicapai. Mesir dan Qatar menjadi penengah negosiasi dengan dukungan dari Amerika Serikat.
Dua pejabat pemerintah Israel mengatakan kepada Reuters bahwa “Israel” berupaya memperpanjang fase awal, mengusulkan agar Hamas membebaskan tiga tawanan per minggu dengan imbalan tahanan dan tahanan Palestina di penjara Israel.
Dengan hanya beberapa jam tersisa sebelum fase pertama gencatan senjata berakhir, mediator Mesir mengumumkan pada hari Kamis bahwa delegasi Israel, Qatar, dan AS berada di Kairo untuk negosiasi “intensif” pada fase kedua yang bertujuan untuk mengamankan akhir perang secara permanen.
Perdana Menteri pendudukan Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis lalu memutuskan delegasi untuk berangkat ke Kairo guna bernegosiasi, kata kantornya, tak lama setelah Hamas menyerahkan jenazah empat tawanan dengan imbalan ratusan tahanan dan tahanan Palestina. (hanoum/arrahmah.id)