GAZA (Arrahmah.id) – Gerakan Perlawanan Palestina Hamas berduka atas kematian Ibrahim Munir, mantan pejabat pemimpin Ikhwanul Muslimin, yang meninggal di London pada Jumat (4/11/2022), dalam usia 85 tahun.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas menggambarkan Munir sebagai: “Pemimpin, pendidik, pengkhutbah agung dan salah satu pemimpin Ikhwanul Muslimin paling senior.”
Hamas juga mengatakan: “Dia meninggal setelah kehidupan yang diperuntukkan bagi dakwah, pendidikan, pemikiran, pengorbanan, ketabahan, bekerja untuk Mesir, melayani agamanya dan tujuan Umat Muslim, di jantungnya adalah Palestina, Yerusalem dan Masjid Al-Aqsha.”
Pada saat yang sama, Hamas memuji upaya Munir untuk menyatukan rakyat Mesir dan para aktivis yang bekerja untuk kepentingan Arab dan Muslim di seluruh dunia, lansir MEMO (5/11).
“Dengan sangat bangga, kami mengingat perannya sejak peluncuran gerakan dan dukungannya untuk itu selama semua tahap pekerjaannya, serta perannya dalam memerangi pendudukan dan agresi Zionis di Palestina,” kata pernyataan itu.
Hamas mengirimkan belasungkawa yang tulus kepada keluarga, pengikut dan santri Munir di Mesir dan dunia Arab dan Muslim, berharap agar Allah Yang Maha Pengasih menghujaninya dengan rahmat-Nya.
Munir, yang tinggal di London, adalah anggota Dewan Pembimbing Ikhwanul Muslimin dan juru bicara gerakan di Eropa.
Pada 1955, di usia 17 tahun, ia dijatuhi hukuman lima tahun penjara dengan kerja paksa oleh rezim Gamal Abdel Nasser. Dia tetap di penjara selama tujuh tahun.
Munir juga pernah divonis sepuluh tahun penjara dengan kerja paksa karena menghidupkan kembali Ikhwanul Muslimin dan dibebaskan setelah sembilan tahun. Sejak itu, ia hidup di pengasingan untuk memperjuangkan hak dan kebebasan orang Mesir dan Muslim di seluruh dunia. (haninmazaya/arrahmah.id)