JALUR GAZA (Arrahmah.id) – Gerakan perlawana Palestina Hamas mengaku belum menerima proposal gencatan senjata selama dua bulan di Gaza melalui para mediator, ungkap seorang petugas media untuk kelompok perlawanan Palestina tersebut kepada Anadolu pada Senin (22/1/2024).
Sebelumnya, situs berita Axios yang berbasis di Amerika Serikat mengutip dua pejabat “Israel” yang mengatakan bahwa pihaknya menawarkan proposal kepada Hamas melalui mediator Qatar dan Mesir untuk diadakannya gencatan senjata hingga dua bulan sebagai bagian dari kesepakatan multi-fase yang akan mencakup pembebasan semua tawanan yang masih ditahan di Gaza.
Berbicara kepada koresponden Anadolu, Walid Kilani, juru bicara media Hamas di Lebanon, mengatakan bahwa tawaran tersebut telah terlihat di berbagai platform media, namun kelompoknya “belum menerimanya secara resmi.”
Ia menekankan bahwa “syarat utama Hamas adalah gencatan senjata secara penuh dan menyeluruh, bukan hanya sementara.”
Jika syarat ini disetujui, maka akan ada pembicaraan mengenai pertukaran tahanan secara bertahap, tambah Kilani.
“Israel” memperkirakan bahwa Hamas telah menahan 136 warga “Israel” di Gaza sejak 7 Oktober, sementara Hamas menuntut gencatan senjata di Gaza dan pembebasan tahanan Palestina dari penjara-penjara “Israel” sebagai imbalan atas pembebasan warga “Israel” yang menjadi tawanan.
“Israel” telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas, yang menurut Tel Aviv telah menewaskan 1.200 orang
Setidaknya 25.295 warga Palestina telah gugur, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 63.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina. (Rafa/arrahmah.id)