JAKARTA (Arrahmah.com) – Gerakan perlawanan Islam, Hamas, menegaskan semangat perjuangan bangsa mampu menggagalkan semua konspirasi penjajah. Bersama kekuatan perlawanan kami akan melawan rencana aneksasi Israel terhadap wilayah Tepi Barat dan Deal of Century.
Hal itu disampaikan Hamas dalam aksi solidaritas yang digelar usai shalat Jumat, yang dihadiri segenap warga dari berbagai kawasan di Gaza utara, bersama perwakilan faksi-faksi Palestina dan anggota parlemen.
“Segenap elemen Palestina saat ini berada di hadapan gerbang sejarah yang berbeda, kita tengah menghadapi fase baru konspirasi yang menyasar persoalan Palestina, lewat pencurian wilayah, yahudisasi Al-Quds, aneksasi Israel di Tepi Barat, dan semua upaya zionis menghapus persoalan Palestina,” kata tokoh Hamas, Musyir al-Mishri, lansir Pusat Informasi Palestina, Sabtu (20/6/2020).
Al-Mishri menambahkan, penjajah “Israel” terus berupaya memanfaatkan kondisi lemah dunia Arab dan kesibukan dunia dengan virus corona untuk merealisir deal of century, menjadikan Al-Quds sebagai ibukota “Israel”, dan melakukan aneksasi wilayah Tepi Barat, lanjut
“Kalian tahu bahwa kami di Hamas bersama kekuatan perlawanan dan segenap rakyat, tak pernah ada dalam kamus kami kata menyerah, Palestina adalah milik kami, senjata berada di tangan kami, dan kami siap mengangkat senjata,” tegas Musyir.
“Jika kalian memanfaatkan kondisi dunia Arab yang berada dalam kelemahan, dan wabah corona yang menerpa dunia untuk merealisir deal of century, dan mengorbankan Palestina, dan menganggap kami akan diam, maka anggapan itu keliru,” lanjutnya.
“Pesan kami kepada musuh, kami akan bergerak dari titik nol, meski harus berkorban darah dan nyawa, dan musuh harus tahu bahwa mereka tengah menuju kehancuran, ungkap al-Mishri.”
Musyri menyerukan untuk segera menggelar pertemuan nasional gua menghadapi konspirasi zionis yang hendak menghapus persoalan Palestina yang tersisa.
Pimpinan otoritas Palestina dituntut untuk mengekspresikan diri bersama pilihan rakyat, dengan menggelar pertemuan nasional bersejarah untuk menghadapi penjajah.
“Sudah tiba saatnya bagi otoritas untuk komitmen pada keputusan nasional, dan melepaskan diri dari perundingan OSLO dan perdamaian dengan Israel, kami menyerukan untuk segera merealisir pernyataan otoritas yang akan menarik diri dari perundingan OSLO,” pesannya.
Kepada segenap rakyat Palestina di Tepi Barat, al-Mishri menyatakan, “kalian merupakan garda depan membela Palestina, sudah tiba saatnya bagi warga Tepi Barat untuk bangkit melakukan perlawanan.”
Sementara kepada bangsa Arab dan umat Islam, al-Mishri menyerukan untuk membela dan mendukung perjuangan Palestina. Ini merupakan kewajiban bagi umat, mengabaikan Al-Quds sama artinya dengan mengabaikan Makkah dan Madinah.
Al-Mishri menyerukan kepada sejumlah rezim Arab yang melakukan normalisasi dengan musuh, untuk menghentikan tindakan tersebut, karena normalisasi merupakan tikaman beracun di lambung Palestina.
(ameera/arrahmah.com)