GAZA (Arrahmah.id) — Kelompok perlawanan Palestina Hamas telah mengancam akan “menetralisir” para sandera Israel jika militer Zionis nekat meluncurkan operasi penyelamatan serupa dengan yang dilakukan di kamp Nuseirat, Gaza, pada Juni lalu.
Ancaman itu terungkap dalam instruksi internal kelompok perlawanan Palestina tersebut, yang teksnya dilihat kantor berita Reuters pada Rabu (4/12/2024).
Dalam pernyataan internal tertanggal 22 November, Hamas memberi tahu para operatornya untuk tidak mempertimbangkan apa akibat dari mengikuti instruksi tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya menganggap Israel bertanggung jawab atas nasib para sandera.
Pernyataan tersebut, yang menurut sumber senior Hamas kepada Reuters diedarkan ke faksi-faksinya oleh unit intelijen sayap militer kelompok tersebut, Brigade Izzudin al-Qassam, tidak menyebutkan kapan operasi Israel diperkirakan akan dilakukan.
Belum ada tanggapan langsung dari Israel atas pernyataan ancaman Hamas tersebut.
Pada hari Rabu, media Israel mengutip Menteri Pertahanan Israel Katz yang mengatakan tekanan terhadap Hamas meningkat.
“Kali ini, kami benar-benar akan dapat memajukan kesepakatan sandera,” katanya.
Dalam operasi penyelamatan di kamp Nuseirat oleh militer Israel pada 9 Juni, pasukan Zionis membebaskan empat sandera yang telah ditahan oleh Hamas sejak Oktober 2023.
Dalam operasi tersebut, pasukan Zionis membunuh lebih dari 200 orang Palestina, menjadikannya salah satu serangan Israel paling berdarah dalam perang tersebut.
Dalam pernyataannya, Hamas memberi tahu para operatornya untuk memperketat kondisi kehidupan para tawanan dan mengatakan hal ini harus dilakukan sesuai dengan instruksi yang dikeluarkan setelah operasi Nuseirat.
Dalam bagian berjudul “rekomendasi”, Hamas juga menginstruksikan para operatornya untuk “mengaktifkan perintah netralisasi sebagai tanggapan langsung dan cepat terhadap setiap petualangan oleh musuh.”
Israel melancarkan operasinya di Gaza setelah Hamas menyerang komunitas Israel selatan di seberang perbatasan pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan rezim Zionis.
Operasi militer Israel sejak itu telah menewaskan lebih dari 44.500 warga Palestina dan melukai banyak lainnya, menurut data otoritas Palestina. Serangan tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza. (hanoum/arrahmah.id)