WASHINGTON (Arrahmah.com) – Nikki Haley, duta besar AS untuk PBB, mengatakan Amerika Serikat seharusnya tidak memberi Arab Saudi izin atas pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi.
Haley, yang akan meninggalkan posisinya di akhir tahun ini, membuat pernyataannya dalam sebuah wawancara dengan publikasi AS, The Atlantic.
“Anda tahu pejabat pemerintah Saudi yang melakukan ini di konsulat Saudi. Kami tidak bisa memberi mereka izin, karena mereka bukan orang Amerika,” kata Haley dalam wawancara.
“Kami tidak bisa memaafkan [pembunuhan ini], kami tidak bisa mengatakan itu bukanlah apa-apa, kami tidak bisa mendukung perilaku yang buruk,” tambahnya.
Haley juga membela tanggapan AS terhadap kematian Khashoggi, mengatakan bahwa sanksi terhadap 17 warga Saudi yang diduga terlibat dalam pembunuhan itu adalah tanda bahwa AS tidak sepakat dengan aksi ini.
Meski demikian, Haley menolak menunjuk langsung Pangeran Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman, meski laporan-laporan badan intelijen AS telah mengaitkan penguasa de facto negara itu secara langsung dengan pembunuhan Khashoggi.
“Saya pikir semua itu, pemerintah yang memutuskan,” katanya tentang dugaan keterlibatan bin Salman.
Haley, yang akan digantikan oleh Heather Nauert pada Januari sebagai duta besar AS untuk PBB, juga menolak untuk mengambil sikap Presiden AS Donald Trump bahwa pembunuhan itu menghadapkan AS dengan dua pilihan antara mendukung sekutunya Arab Saudi atau membela hak asasi manusia.
Menurut Haley, AS dapat melihat Arab Saudi sebagai “mitra lengkap ketika datang untuk memerangi Iran” tetapi juga memberitahu Saudi bahwa “kita tidak akan terus menjadi mitra anda jika anda terus menggunakan perilaku premanisme.”
Pasca pembunuhan itu, Trump menolak menyebut keterlibatan pemimpin Saudi dalam pembunuhan itu, meski badan-badan intelijen AS dilaporkan menghadirkannya dengan bukti.
Trump juga berulang kali mengatakan bahwa kesepakatan persenjataan AS dengan Arab Saudi secara besar-besaran penting.
Bulan lalu, Trump mengatakan bahwa kebenaran tidak akan pernah keluar sehubungan dengan pembunuhan Khashoggi.
“Sangat mungkin bahwa putra mahkota memiliki pengetahuan tentang peristiwa tragis ini – mungkin dia melakukan dan mungkin tidak,” kata Trump dalam pernyataan yang banyak dikritik.
Komentar Trump itu diulang oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, yang mengatakan ada “tidak ada bukti langsung” yang menghubungkan MBS dengan pembunuhan itu.
Pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul memicu kecaman internasional dan memaksa banyak negara untuk mengkaji kembali hubungan mereka dengan kerajaan.
Setelah berminggu-minggu penolakan berulang-ulang bahwa ia memiliki keterlibatan dengan kepergiannya, Riyadh akhirnya mengakui bahwa para pejabat Saudi telah merencanakan dan melaksanakan pembunuhan itu.
Keberadaan jenazah Khashoggi masih belum diketahui. (Althaf/arrahmah.com)