JAKARTA (Arrahmah.id) – Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Wahyu Iman Santoso melakukan peninjauan ke rumah pribadi di Saguling hingga rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo pada Rabu (4/1/2023).
Peninjauan tersebut dimaksudkan untuk melengkapi keterangan di tempat kejadian perkara (TKP) pada persidangan pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Kemudian, dalam peninjauan tersebut Wahyu Iman Santoso bersama dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU), hingga kuasa hukum para terdakwa tampak mengitari sejumlah lokasi yang diduga menjadi lokasi penembakan hingga skenario eksekusi Brigadir J.
Tak hanya itu, Wahyu Iman bersama para Jaksa terlihat turun dari lantai 2 rumah dinas Ferdy Sambo.
Namun, ketika turun melalui sebuah tangga jalan, terlihat sebuah minibar di rumah dinas Ferdy Sambo.
Diduga sejumlah minuman beralkohol terlihat terpampang di atas sebuah meja.
Meski demikian, sejumlah Jaksa hingga Wahyu Iman Santoso tidak mempertanyakan terkait minibar tersebut.
Setelah itu, Wahyu pun langsung mengecek lokasi Brigadir J tewas tertembak pada 8 Juli 2022 lalu. Sementara itu, peninjauan hakim dan jaksa itu dilakukan selama kurang lebih 15 menit lamanya di rumah dinas Ferdy Sambo.
Sebelumnya, Kamaruddin Simanjuntak pernah menyebut kalau Ferdy Sambo adalah peminum berat alkohol, dilansir Youtube Refly Harun.
Dilansir Wartakota, Kamaruddin menungkapkan, saat menjabat Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo kerap arogan dan melakukan aksi koboi dengan main tembak sana sini, sambil mabuk-mabukan saat memeriksa anggota Polri yang dinilai melakukan kesalahan atau pelanggaran.
“Ketika memeriksa polisi-polisi yang diduga melanggar, dia (Ferdy Sambo) sambil mabuk-mabukan, dia nembak sana, nembak sini,” ujar Kamaruddin Simanjuntak, dalam acara Catatan Demokrasi di YouTube TV One, Selasa (23/8/2022) malam.
Di ruangannya, lanjut Kamaruddin, Ferdy Sambo mengoleksi berbagai minuman keras.
“Bahkan, di situ ada minuman keras, sejak dia (Ferdy Sambo) jadi Kaden hingga Jendral. Kalau Kaden itu Kombes, di ruangannya itu berbagai macam koleksi minuman,” kata Kamaruddin.
Bahkan, ujar Kamaruddin, ada temannya yang berprofesi sebagai kepala bank dan masuk ke ruangan Ferdy Sambo mengaku ketakutan dan sampai ‘buang air kecil’ di celana.
“Sebab di sana dia main tembak sana sini saat periksa anggota, sambil mabuk. Kan bahaya ini, kalau kena orang bagaimana,” ujar Kamaruddin.
Saat ditanya bukti soal apa yang dikatakannya, Kamaruddin mengaku pernah melihat langsung dan sebagian lain dari informasi intelijennya.
“Informasi intelijen saya itu rata-rata 99 persen sempurna, atau dalam pengertian tidak meleset. Contohnya saya katakan bahwa tanggal 11 Juli ada aliran dana dari rekening almarhum Brigadir J ke tersangka, ternyata memang benar kan dan diakui Kabareskrim serta Dirtipidum,” ujarnya.
(ameera/arrahmah.id)