TRIPOLI (Arrahmah.com) – Komandan militer Khalifa Haftar telah menolak pengumuman gencatan senjata oleh pemerintah Libya yang diakui secara internasional [GNA], sebagai aksi “pemasaran”.
Ahmed Mismari, juru bicara Tentara Nasional Libya (LNA) pimpinan Haftar, mengatakan pada Ahad (23/8/2020), pasukan saingan dari barat sedang bergerak di sekitar garis depan di wilayah tengah Libya, lansir Al Jazeera.
Dalam jumpa pers, dia mengatakan pasukan yang berbasis di timur [pasukan Haftar] siap untuk menanggapi setiap percobaan serangan terhadap posisinya di sekitar kota pesisir Sirte dan Jufra.
Komentar Mismari adalah yang pertama oleh LNA setelah pengumuman pada hari Jumat tentang gencatan senjata dan seruan untuk dimulainya kembali produksi minyak oleh Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang berbasis di Tripoli, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Fayez Al-Sarraj.
“Inisiatif yang ditandatangani Al-Sarraj adalah untuk pemasaran media,” kata Mismari. “Ada peningkatan militer dan pemindahan peralatan untuk menargetkan pasukan kami di Sirte,” tambahnya.
“Jika Al-Sarraj menginginkan gencatan senjata, dia akan menarik pasukannya kembali, bukan maju menuju unit kami di Sirte.”
Al Jazeera melaporkan bahwa ini bukan pertama kalinya Haftar menolak perjanjian gencatan senjata. Pada Januari, Turki dan Rusia juga mencoba mendukung gencatan senjata yang ditandatangani oleh GNA di Moskow, tetapi tidak oleh Haftar. (haninmazaya/arrahmah.com)