TRIPOLI (Arrahmah.com) – Komandan Tentara Nasional Libya (LNA) Khalifa Haftar mengatakan dia akan siap untuk melakukan gencatan senjata jika tentara bayaran Turki dan Suriah meninggalkan negara itu dan Ankara berhenti memasok senjata ke pemerintah Libya yang diakui PBB di Tripoli, RIA melaporkan, Jumat (21/2/2020).
Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB, yang dipimpin oleh Fayez al-Serraj, pada Selasa (18/2) menunda pembicaraan yang diselenggarakan oleh PBB untuk menghentikan peperangan di Tripoli setelah LNA menembaki pelabuhan ibukota, menewaskan tiga orang dan hampir menimbulkan ledakan yang hebat pada sebuah kapal tanker gas.
“Gencatan senjata (akan menjadi) hasil dari sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi … penarikan tentara bayaran Suriah dan Turki, dan berakhirnya pasokan senjata Turki ke Tripoli dan likuidasi kelompok-kelompok teroris (di Tripoli),” kata Haftar kepada kantor berita RIA Rusia dalam sebuah wawancara.
“Geng dan tentara bayaran Erdogan dan al-Serraj terus melanggar perjanjian, dan kesabaran kami sudah mulai habis,” katanya.
Sang komandan itu juga mengatakan LNA tidak keberatan meminta negara-negara UE untuk berpatroli di garis depan untuk mengamati gencatan senjata.
“Kami mendukung kehadiran patroli angkatan laut Eropa yang mencegah Turki melanjutkan pengangkutan senjata dan tentara bayaran ke Tripoli,” tambahnya. (Althaf/arrahmah.com)