(Arrahmah.com) – Salah satu doa yang diajarkan Allah kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ وَإِذَا أَرَدْتَ بِعِبَادِكَ فِتْنَةً فَاقْبِضْنِى إِلَيْكَ غَيْرَ مَفْتُونٍ
Allahumma inni as-aluka fi’lal khoirat wa tarkal munkarat wa hubbal masakin. Wa idza arad-ta bi ‘ibaadika fitnatan, faq-bidh-nii ilaika ghaira maf-tuun..
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu taufiq untuk bisa mengamalkan semua kebaikan, meninggalkan semua kemungkaran, dan bisa mencintai orang miskin. Jika Engkau menghendaki untuk menimpakan ujian (fitnah) bagi hamba-hamba-Mu, maka wafatkanlah aku, tanpa terkena fitnah itu.
Keutamaan Doa:
Doa ini diajarkan oleh Allah kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar dibaca ketika shalat. Ini menunjukkan nilai keistimewaan doa ini. Hingga Allah perintahkan Nabi-Nya untuk membacanya dalam shalat.
Dalam hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan mimpi beliau. Dalam mimpi itu, beliau bertemu Allah. Salah satu yang diajarkan,
يَا مُحَمَّدُ إِذَا صَلَّيْتَ فَقُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ…
Wahai Muhammad, jika kamu shalat, bacalah doa: Allahumma inni as-aluka fi’lal khoirat… dst. (HR. Ahmad 22109, Turmudzi 3541, dan dishahihkan al-Albani).
Disamping itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara khusus memerintahkan untuk mempelajari dan memahami kandungan makna doa ini. Dalam riwayat Turmudzi terdapat tambahan, pernyataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّهَا حَقٌّ فَادْرُسُوهَا ثُمَّ تَعَلَّمُوهَا
Kalimat ini benar, karena itu hafalkan dan pelajari kandungannya. (HR. Turmudzi 3543).
Keterangan:
Dalam doa ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta kepada Allah semua kebaikan dunia dan akhirat. Dalam doa itu, beliau memohon 4 hal:
Pertama, Petunjuk agar bisa mengamalkan semua kebaikan
Ada banyak alasan, mengapa kita harus memohon petunjuk kepada Allah untuk mengamalkan semua kebaikan,
[1] Setiap butuh pahala amal, karena ini modal hidup bahagia di akhirat.
[2] Dengan keterbatasan manusia, mereka tidak tahu apa saja kebaikan yang bisa mengantarkan kepada surga. Sehingga mereka sangat butuh petunjuk dari Allah. Allah berfirman dalam hadis qudsi,
يَا عِبَادِي وَكُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُ، فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ
Wahai para hamba-Ku, kalian semua sesat, kecuali mereka yang Aku beri petunjuk. Karena itu, mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku beri petunjuk kepada kalian. (HR. Ahmad 21367 & Muslim 6737).
Semakin banyak seorang hamba memohon petunjuk dan merasa butuh kepada Allah akan petunjuk, semakin besar peluang dia untuk mendapat petunjuk dari Allah.
[3] Faktor lingkungan terkadang membuat manusia tidak semangat melakukan ketaatan. Sehingga dia butuh taufiq dari Allah, agar semangat dalam mengamalkan ajaran islam.
Karena makna petunjuk bisa berarti keterangan mana yang baik mana yang salah, dan bisa juga dipahami semangat untuk mengamalkan kebaikan.
Kedua, Taufiq dan hidayah untuk bisa meninggalkan setiap kemungkaran.
Beberapa alasan mengapa kita harus memohon petunjuk untuk meninggalkan kemungkaran,
[1] Kita sangat butuh perlindungan dari neraka. Dan untuk menghindari hukuman di neraka, hamba harus berusaha meninggalkan setiap kemungkaran. Sehingga hakekat dari permohonan ini adalah memohon agar dilindungi dari setiap sumber dosa.
[2] Kita tidak tahu mana yang munkar mana yang makruf, kecuali setelah mendapat petunjuk dari Allah.
[3] Terlebih bagi kita yang hidup di zaman serba berhias maksiat. Untuk bisa meninggalkan semua kemungkaran, butuh perjuangan sangat berat.
Ketiga, Mencintai orang miskin.
Ada apa dengan mencintai orang miskin, sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta agar hatinya dibuat bisa mencintai orang miskin?
Manusia, umumnya mereka mencintai sesuatu, jika yang dia cintai itu bisa memberikan manfaat kepadanya. Setidaknya ada hasil yang bisa dia dapatkan.
Bagaimana dengan mencintai orang miskin yang mereka tidak berharta?
Justru ini yang menjadi alasan besar, mengapa kita disarankan mencintai orang miskin. Mengingat mereka tidak berharta, sehingga tidak ada latar belakang duniawi ketika mencintai mereka. Karena itu, cinta yang kita berikan hanya ada 2 kemungkinan,
[1] Kita mencintai orang miskin agar kita bisa semakin bersyukur dengan nikmat yang ada. Yang ini akan membuat orang lebih bersikap qanaah terhadap rizki yang dia miliki. Dia selalu melihat orang ang secara materi lebiih rendah dari pada dirinya.
[2] Mencintai orang miskin yang muslim berarti mencintai karena Allah. Ketika tidak ada latar belakang dunia yang bisa dia dapatkan, cinta yang dia bangun, akan mengantarkannya untuk mencintai karena Allah.
Keempat, perlindungan dari fitnah
Fitnah (ujian) adalah bagian yang tidak mungkin bisa dipisahkan dalam hidup manusia. Setiap orang pasti mengalaminya. Fitnah berarti setiap ujian yang bisa mempengaruhi keutuhan iman seseorang.
Karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada umatnya untuk rajin-rajin memohon perlindungan dari bahaya fitnah. Beliau bersabda kepada para sahabat,
تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
Berlindunglah kepada Allah dari setiap fitnah, yang nampak maupun yang tidak nampak. (HR. Muslim 7392)
Dan terkadang, ada satu kondisi, dimana fitnah datang secara besar-besaran, sehingga tidak bisa dibendung. Terutama ketika masyarakat dalam kondisi tidak stabil. Baik karena iklim politik atau munculnya aliran sesat, atau sebab lainnya. Sehingga terjadi banyak perusakan, pembantaian, dst.
Di saat itu, bisa saja orang menjual agamanya, untuk menyelamatkan harta dan nyawanya.
Dalam doa ini, kita memohon kepada Allah agar terlindungi dari fitnah itu sampai mati.
Bisa dalam bentuk, kita di jauhkan dari sumber fitnah itu atau kita diwafatkan sebelum bencana dan fitnah itu terjadi.
Karena orang yang jauh dari fitnah, agamanya lebih terjaga dibandingkan orang yang mendekat ke fitnah. Sehingga kita meminta, agar dilindungi dari pengaruh buruk fitnah sampai kita meninggal.
Dari Mahmud bin Labid radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada 2 hal yang dibenci manusia: pertama, kematian. Padahal bagi mukmin, kematian lebih baik dari pada fitnah. Kedua, mereka benci hartanya sedikit. Padahal harta yang sedikit, lebih memudahkan hisab. (HR. Ahmad 23625 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Semoga Allah melindungi kita dari setiap fitnah, yang nampak maupun yang tidak nampak.
Allahu a’lam.
(*/Arrahmah.com)